Perjuangan penyandang disabilitas daksa polio, Elfin Nugraha tak sebatas naik gunung. Pendaki ini harus mencari orang-orang yang bersedia menemaninya.
Elfin Nugraha, pemuda asal Padang yang punya semangat naik gunung berhasil mencapai puncak Gunung Marapi, Sumatera Barat dengan merangkak. Namun, sebelum memulai pendakian, Elfin terkendala mencari orang yang mau mengiringinya.
"Saya mencari orang untuk mengiringi saya untuk pendakian berikutnya itu kurang lebih 6 bulan," cerita Elfin pada detikTravel, Sabtu (19/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada awalnya, Elfin meminta tolong kepada beberapa mapala (mahasiswa pecinta alam) yang ada di Kota Padang. Namun usaha Elfin belum membuahkan hasil.
"Cari orang pertamanya saya minta tolong sama mapala-mapala di Padang kan jadi mungkin dia udah survei saya ke rumah dengan keadaan fisik saya dia udah mensurvei tapi mungkin mereka ada kesibukan lain, nggak jadi," tambah Elfin.
Baca juga: Saat Pengidap Daksa Polio Mendaki Gunung |
"Saya muter otak lagi mencari orang kebetulan saya nonton di YouTube ekspedisi atap negeri Fiersa Besari pas di Gunung Talamau Sumbar, saya kontak yang memandu Fiersa Besari ini kan orang sumbar jadi saya dm lah beliau," tutur Elfin.Selanjutnya Elfin mencari orang lain untuk bisa mengiringinya mendaki. Akhirnya dia mencoba menghubungi pemandu Ekspedisi Atap Negeri Fiersa Besari.
"Awalnya saya kira mereka nggak balas Alhamdulillahnya waktu itu dia balas lalu dia tanya pas dia balas tu saya bicarakan dengan keadaan saya disabilitas daksa ini saya nggak bisa jalan," dia menambahkan.
Tim pemandu ekspedisi atap negeri pun datang ke rumah Elfin untuk melihat keadaannya. Bersyukur, usaha Elfin kali ini membuahkan hasil.
"Gimana saya mendakinya? dengan cara merangkak. Terus akhirnya dia survei ke rumah lihat keadaan saya sudah mereka survei lalu mereka tunjukkan lah peralatan yang harus saya bawa, sepatu sarung tangan jaket baju dan lain-lain," kata Elfin.
Mereka pun berangkat pada 5 Januari lalu. Keesokannya Elfin sudah berada di kaki gunung merapi. Dengan merangkak, dia berhasil sampai di puncak dalam waktu tiga hari.
"Saya tanggal 5 Januari malam berangkat, tanggal 6 udah di kaki Gunung Marapi berjalan lah saya merangkak menuju puncak Marapi dari kaki gunung Merapi itu ke puncak itu saya berjalan 3 hari," kata Elfin.
Perjalanan pendakian memberikan Elfin akan pelajaran hidup. Naik gunung yang sulit layaknya orang yang mencari kesuksesan.
"Saya mendapat pengalaman tentang hidup bahwasanya kita ini hidup harus ada prosesnya harus dari bawah untuk sukses ini nggak ada yang instan ada prosesnya itu yang saya dapat," tutur Elfin.
Elfin pun ingin penyandang disabilitas tak dipandang sebelah mata. Dia membuktikan bahwa meski memiliki keterbatasan, dirinya mampu mencapai puncak gunung.
"Jangan meremehkan disabilitas ini bisa juga ko naik gunung. Orang biasa bisa, disabilitas bisa tapi caranya yang berbeda. Disabilitas ini kan kalau dia daksa polio dia dengan merangkak, ada juga pakai tongkat caranya beda beda. Semuanya orang bisa kok naik gunung," kata Elfin.
Traveler yang mau lihat perjalanan Elfin naik gunung bisa menonton channel YouTube Lentera Alam.
(elk/msl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan