Museum Nasional Sejarah Chile berencana mengembalikan sebuah patung batu besar ke Pulau Paskah. Patung itu diambil dari orang Rapa Nui dan dibawa ke daratan 150 tahun yang lalu.
Monolit adalah salah satu dari ratusan, yang disebut Moai, diukir oleh Rapa Nui untuk menghormati leluhur mereka. Banyak yang menyebutnya sebagai patung kepala Pulau Paskah.
Kini, patung-patung, yang dipahat dari basal lebih dari 1.000 tahun yang lalu, tersebut menjadi daya tarik wisata terbesar di pulau itu
Patung yang dikembalikan, dijuluki Moai Tau, adalah patung raksasa seberat 715 kilogram yang dibawa oleh angkatan laut Chile sekitar 3.700 kilometer melintasi Pasifik pada tahun 1870.
Delapan tahun kemudian, patung itu dipindahkan ke museum sejarah alam untuk dipajang.
Rapa Nui, patung Moai mewakili roh nenek moyang mereka, telah meminta pengembalian patung itu selama bertahun-tahun. Juga, harta budaya lainnya yang diambil dari pulau mereka.
"Untuk Rapa Nui, leluhur mereka, benda-benda pemakaman dan bahan upacara mungkin sama-sama pentingnya dengan anggota komunitas mereka sendiri," begitulah pernyataan museum.
"Kembalinya monolit dinilai sangat penting sebagai isyarat terhadap masyarakat adat kita," kata kurator museum Cristian Becker.
Dengan penundaan karena epidemi virus Corona, patung itu akhirnya akan berlayar dari pelabuhan Valparaiso Senin (28/2). Diperkirakan butuh waktu perjalanan sekitar lima hari ke Pulau Paskah. Pengiriman dilakukan setelah proses teknis dan diagnostik yang rumit untuk menjamin integritas strukturalnya.
Sebuah upacara tradisional diadakan di museum pada hari Senin untuk mengirim patung itu dengan selamat dalam perjalanannya.
"Sangat penting bahwa Moai kembali ke tanah air saya. Bagi mereka (masyarakat) dan bagi saya, hari ini sangat ditunggu-tunggu," kata Veronica Tuqui, perwakilan Rapa Nui.
Kembali ke Pulau Paskah, Moai akan dipamerkan di Museum Antropologi Pastor Sebastian Englert.
Komunitas Rapa Nui juga telah meminta British Museum di London untuk mengembalikan Moai lain. Yakni, Hoa Hacananai'a, yang diambil pada tahun 1868 dari Orongo, sebuah desa seremonial di Pulau Paskah.
Rapa Nui pada tahun 2017 memperoleh pemerintahan sendiri atas tanah leluhur mereka di Pulau Paskah, wilayah khusus Chile.
Simak Video "Video Belajar dari Tragedi Hilangnya Hutan Pulau Paskah Imbas Deforestasi"
(fem/ddn)