Begitu banyak traveler yang terjebak macet selama belasan jam di Puncak saat long weekend kemarin. Pemerintah mengakui belum memiliki solusi yang efektif untuk mengatasi macet abadi itu.
Seperti diketahui bahwa ada dua cara yang sudah diterapkan di Puncak untuk mengurai kepadatan. Namun, kemacetan juga tak bisa dihindari meski ada one way atau ganjil genap.
"Sepertinya ini saat long weekend menjadi cerita berulang (macet abadi Puncak) dan belum ada solusinya. Jika ada libur panjang selalu pilihannya ke Puncak," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam temu wartawan mingguan, Selasa (1/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandiaga tak menampik bahwa yang dicari wisatawan hingga menumpuk di Puncak hanyalah kesegaran dari udaranya. Namun, kendala utama di sana adalah jalan yang sempit yang tak mampu lagi mengakomodir banyaknya motor-mobil yang datang.
Baca juga: Apa Kabar Puncak usai Kemacetan Horor? |
"Puncak, Bogor merupakan destinasi favorit karena udaranya yang segar dan biaya yang terjangkau tapi jalannya sangat sempit. Saya pernah ke satu destinasi di Puncak naik motor karena berjam-jam tidak bergerak," kata dia.
Sandiaga lalu menjabarkan permasalahan pendukung dari macet abadi di Puncak. Salah satu yang ia soroti adalah traveler yang tidak tertib dalam berkendara.
"Penyebabnya, kendaraan mogok, pengendara sepeda motor yang berhenti di bahu jalan juga ada pengendara yang mengabaikan pola rekayasa lalu lintas hingga akhirnya adu banteng, seperti itu," jelas dia.
"Nah, saya sudah berkoordinasi dan menginstruksikan jajaran, Polri ini punya pola rekayasa lalin agar ini dipatuhi. Kemacetan ini tentunya jadi bahan evaluasi karena mencoreng pariwisata kita," tegas Sandiaga Uno.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan