Aeroflot, Maskapai Terbesar di Rusia Dihapus dari Sistem Reservasi Global

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Jumat, 04 Mar 2022 18:10 WIB
Foto: Maskapai Aeroflot (iStock)
Jakarta -

Sistem reservasi global telah mengakhiri perjanjiannya dengan maskapai terbesar di Rusia. Hal ini berdampak pada kelumpuhan mayoritas maskapai milik pemerintah untuk menjual kursi mereka.

Sabre, sebuah perusahaan teknologi mengatakan bahwa Aeroflot telah dihapus dari sistem reservasi globalnya. Ini berarti maskapai terbesar di Rusia tersebut tak akan ditampilkan di pasarnya yang digunakan agen perjalanan, situs web hingga perusahaan di seluruh dunia yang melayani pemesanan penerbangan.

"Sabre telah memantau situasi yang berkembang di Ukraina dengan kekhawatiran yang meningkat," kata CEO Sabre, Sean Menke dalam sebuah pernyataan.

"Kami mengambil sikap menentang konflik militer ini," tambahnya.

Mengutip CNN Travel, para ahli mengatakan, penghapusan dari sistem distribusi global baru satu langkah, layanan teknologi lain yang disediakan Aeroflot masih dalam proses. Menurut analis penerbangan, Robert dari RW & Company Sabre belum menangguhkan 'layanan otomasi',

"Sabre menyediakan reservasi, layanan penumpang, operasi, perencanaan jaringan dan sistem manajemen. Ini adalah sistem otomatis inti, komersial, operasi dan sistem perencanaan, yang tanpanya, maskapai tak dapat berfungsi, kecuali secara minimal dan manual," katanya.

Dalam sebuah pernyataan, Sabre mengatakan bahwa perusahaan akan mengevaluasi, apakah tindakan tambahan akan sesuai. "Dengan mempertimbangkan pertimbangan hukum dan tindakan balasan apapun yang dapat diterapkan sebagai tanggapan," tulis sebuah pernyataan.

Menurut blogger penerbangan dan presiden Cranky Flier, Brett Snyder, penangguhan layanan otomasi Aeroflot akan berdampak buruk pada operasi domestik.

"Aeroflot akan dipaksa untuk mencoba mencari vendor alternatif, tapi itu bukan sesuatu yang bisa Anda ganti dalam semalam. Itu akan sangat mengganggu dan jika Sabre serius menghukum Rusia, (mereka) akan mencari cara untuk memutuskan kontrak itu," kata Snyder dalam email.

Sementara itu, perusahaan teknologi perjalanan lainnya, Amandeus, juga mulai menangguhkan distribusi tarif Aeroflot dalam sistemnya.

"Kami tak akan menandatangani kontrak baru di Rusia dan kami terus mengevaluasi portofolio kerja kami yang ada di Rusia secara paralel," kata Amadeus dalam sebuah pernyataan.

"Pada saat yang sama, kami terus menilai dan mengevaluasi dampak potensial dari sanksi internasional yang dikenakan pada Rusia dan tindakan balasan apapun oleh Rusia," tambahnya.



Simak Video "Video: Drone Rusia Hantam Kendaraan Sipil di Ukraina, 9 Orang Tewas"

(elk/ddn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork