Ogoh-ogoh erat kaitannya dengan Hari Raya Nyepi. Yuk ketahui sejarah hingga makna dari karya seni ini.
Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung raksasa yang diarak oleh sekelompok masyarakat mengelilingi desa dalam sebuah pawai menuju perayaan Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh menggambarkan sebuah tokoh Hindu bernama Bhuta Kala.
Menurut situs Pemerintah Kabupaten Buleleng, dalam bahasa Bali ogoh-ogoh berasal dari kata ogah-ogah yang berarti sesuatu yang digoyang-goyangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahulu, pada tahun 1983, wujud Bhuta Kala dibuat berkaitan dengan ritual Nyepi di Bali. Nyepi pun dinyatakan sebagai hari libur nasional oleh presiden. Dari situlah, masyarakat di berbagai tempat di Denpasar mulai membuat perwujudan onggokan yang disebut ogoh-ogoh. Kemudian, budaya baru ini pu semakin luas saat ogoh-ogoh diikutsertakan dalam Pesta Kesenian Bali ke XII.
Meski digelar jelang hari raya Nyepi, sebetulnya ogoh-ogoh tak memiliki hubungan langsung dengan acara Hari Raya Nyepi. Akan tetapi, benda tersebut tetap boleh dibuat sebagai pelengkap kemeriahan acara. Terkadang, ogoh-ogoh dijadikan satu dengan acara masyarakat mengelilingi desa dengan bawa obor.
Tahun ini, ada berbagai kreasi ogoh-ogoh yang ditampilkan, salah satunya berjudul Gerubug karya kelompok pemuda ST. Tunas Muda di Sidakarya, Denpasar, Bali yang bertema COVID-19. Ogoh-ogoh ini dibuat dari baan-bahan ramah lingkungan serta masker yang menggambarkan kondisi kehidupan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat selama masa pandemi COVID-19.
Biasanya, ogoh-ogoh ini diarak setelah upacara pokok selesai, diiringi irama gamelan khas Bali bernama bleganjur patung. Lalu, seperti apa sih rangkaian acara pawai dengan ogoh-ogoh?
Pertama, sebelum acara dimulai, para peserta upacara melakukan minum-minuman keras tradisional atau arak
Kedua, pada umumnya ogoh-ogoh diarak ke tempat persemayaman umat Hindu atau sema sebelum dibakar dan pembakaran mayat (sema). Ogoh-ogoh yang sudah diarak mengelilingi desa pun dibakar.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum