Pemerintah menghapus syarat tes PCR-Antigen untuk perjalanan domestik menggunakan pesawat dan kereta api jarak jauh. Apa alasan kuatnya?
Ada begitu banyak pertanyaan dan lebih ke keraguan setelah proses skrining tersebut dihilangkan tersebut. Mereka sangsi akan terjaminnya kesehatan penumpang.
"Untuk kebijakan pelaku perjalanan domestik ini kita mengambil kebijakan berbasis data-data dan juga masukan para ahli epidemolog," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam temu wartawan mingguan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di mana dari data yang diterima jumlah masyarakat yang telah divaksinasi lengkap dan sudah melengkapinya dengan booster dan pengendalian pandemi di Jawa-Bali maupun di luar Jawa-Bali menunjukkan angka yang terkendali," imbuh dia.
Berdasar penegasan di atas, pemerintah pusat tak ingin traveler takut lagi. Karena, sudah saatnya geliat ekonomi juga dihidupkan kembali.
"Oleh karena itu kebijakan ini diambil untuk memastikan bukan hanya kita memprioritaskan kesehatan tapi kita memulai membuka peluang-peluang baru agar ekonomi masyarakat dua tahun terakhir ini yang terkontraksi berat oleh pandemi bisa segera menggeliat," tegas Sandiaga.
"Dan ini akan menggenjot pertumbuhan ekonomi di daerah. Termasuk dalam bagian dari menyambut bulan suci Ramadan dan Lebaran yang akan datang," imbuh dia.
Sebagai informasi tambahan, pemerintah pusat menargetkan jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 1,8-3,6 juta sampai akhir tahun. Pelonggaran di dalam negeri akan menjadi penarik lanjutan agar turis tak berkumpul di Bali saja karena sudah bebas karantina.
"Tapi kita berharap dengan pembukaan Bali tanpa karantina mudah-mudahan angka ini bisa kita revisi," imbuh dia.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!