Paguyuban Reog Ponorogo di Surabaya Marah Atas Klaim Malaysia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Paguyuban Reog Ponorogo di Surabaya Marah Atas Klaim Malaysia

Praditya Fauzi Rahman - detikTravel
Minggu, 10 Apr 2022 16:40 WIB
Pemkab Ponorogo sedang gencar meningkatkan minat wisatawan untuk datang ke Bumi Reog. Salah satunya dengan menggelar pertunjukan musik jazz yang dipadukan dengan Reog.
Foto: Reog Ponorogo (Charolin Pebrianti/detikcom)
Surabaya -

Klaim sepihak Malaysia atas Reog Ponorogo memantik amarah para paguyuban reog yang ada di kota Surabaya. Mereka tersulut emosi atas klaim negara tetangga itu.

Yoyok Setiono, penerus keempat Paguyuban Singo Mangku Joyo di kawasan Kertajaya, Surabaya emosi. Yoyok emosi ketika mendengar klaim Malaysia yang ingin mendaftarkan kesenian reog ke UNESCO.

Yoyok lantas mempertanyakan mengapa pemerintah tak secepatnya mengumpulkan data dan mendaftarkannya ke UNESCO sedari dulu. Supaya reog bisa diakui dunia, layaknya batik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa pas dulu pernah diklaim juga kok tidak segera didaftarkan atau bagaimana? Nah ini jadi ramai lagi," kata Yoyok kepada detikJatim, Sabtu (9/4/2022).

Pria berusia 40 tahun tersebut mempertanyakan sejarah reog versi Malaysia. Ia yakin, Malaysia tak dapat membuktikannya lantaran memang bukan berasal dari sana.

ADVERTISEMENT

"Kalau mereka mengeklaim (Reog Ponorogo), mulai kapan adanya? Sedangkan di Indonesia kan sudah lama, di Ponorogo ada napak tilasnya," ujarnya.

Perasaan yang sama juga disampaikan oleh adiknya, Andik Iswanto. Meski emosi, ia menyebut bahwa klaim Malaysia terkait Reog Ponorogo bisa dipatahkan.

"Saya pribadi sebagai seniman reog ya marah, karena Malaysia kan tidak ikut punya, tapi ikut mengakui kebudayaan kita," katanya.

Andik pun menyayangkan klaim Malaysia yang kembali terulang. Dulu pada 2007 Malaysia juga pernah melakukan langkah serupa. Indonesia pun bereaksi keras. Namun, sampai saat ini tidak ada upaya konkret dari pemerintah pusat untuk mendaftarkan Reog Ponorogo ke UNESCO.

"Dulu kan pernah terjadi pada TKI yang bekerja di sana dan mendirikan seni reog, tidak tahu kenapa kok tiba-tiba diklaim punya Malaysia lagi. Kami tidak tahu pemerintah bagaimana menyikapinya," ujar pria kelahiran 1987 itu.


---

Artikel ini telah naik di detikJatim. Baca artikel lengkapnya di sini.




(wsw/wsw)

Hide Ads