Dicabutnya kewajiban memakai masker di pesawat direspons serikat pramugari. Mereka tetap mengimbau penumpang pesawat untuk mengenakan masker di dalam penerbangan jika mereka merasa tidak enak badan.
Respons itu muncul satu hari setelah seorang hakim federal di Florida, Amerika Serikat (AS) membatalkan mandat memakai masker yang menjadi bagian aturan protokol kesehatan dalam penerbangan selama pandemi. Hakim federal itu menganulir aturan pemerintah AS soal memakai masker dalam transportasi umum, termasuk di pesawat.
Dalam sebuah wawancara di "Squawk Box," Presiden Asosiasi Pramugari-CWA Sara Nelson mengatakan penumpang harus memakai masker di transportasi umum jika penumpang itu memiliki Covid atau penyakit lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir jika ada sesuatu yang kami pelajari dari pandemi ini adalah kesopanan bersama," kata Nelson seperti dikutip CNBC, Kamis (21/4/2022).
Dia sekaligus menyebut serikat pekerja pramugari, yang mewakili hampir 50.000 pramugari di 17 maskapai penerbangan, dalam posisi netral soal kewajiban memakai masker.
Nelson mengatakan bahwa awak pesawat menyediakan masker, bahkan sebelum pandemi Covid-19, dan terkadang meminta penumpang yang batuk berulang kali untuk memakainya.
"Ini bukan tentang memperpanjang kebijakan pemakaian masker. Ini lebih tentang bagaimana kita menyadari bahwa kita saling menjaga dan tidak membawa masalah atau virus kita sendiri ke orang lain secara sadar," kata dia.
Sebelum keputusan pengadilan Senin, persyaratan penutup wajah nasional seharusnya berlaku hingga 3 Mei. Pemerintahan Biden telah memperpanjangnya berkali-kali sejak tahun lalu, termasuk pekan lalu.
Departemen Kehakiman belum menunjukkan apakah akan mengajukan banding atas putusan Hakim Distrik AS Kathryn Kimball Mizelle, yang diangkat oleh mantan Presiden Donald Trump pada 2020.
"Benar-benar ada kelegaan dari awak pesawat," kata Nelson.
"Tetapi, ada juga orang-orang yang benar-benar khawatir, orang-orang yang kekebalannya terganggu, orang-orang yang merawat anak-anak di bawah usia 5 tahun di rumah, dan belum memiliki akses ke vaksin," dia menambahkan.
Masker memang menjadi isu kontroversial di pesawat, menyebabkan jumlah penumpang yang mengganggu. Merujuk catatan Administrasi Penerbangan Federal tahun lalu, kasus yang berkaitan dengan orang yang tidak mengenakan masker dalam penerbangan menyumbang lebih dari 70% dari hampir 6.000 laporan perilaku penumpang yang tidak patuh.
Serikat pramugari menyatakan keprihatinan serius tentang keselamatan mereka sendiri dalam mencoba menegakkan persyaratan tersebut.
Sampai saat ini Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit terus merekomendasikan orang memakai masker selama pandemi.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan