Setelah melakukan penerbangan, biasanya wisatawan sering merasa lelah, pusing atau seringkali menyebutnya jet lag. Ini alasannya.
Menurut Mayo Clinic, jet lag berarti gangguan tidur sementara yang bisa mempengaruhi siapa saja yang bepergian dengan cepat melintasi berbagai zona waktu. Jam internal tubuh kita tetap berada di satu zona waktu, sementara fisik kita melakukan perjalanan ke zona lain.
Hal ini berlawanan dengan kepercayaan yang banyak diketahui orang, jet lag tidak disebabkan kurang tidur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan Travel+Leisure, berikut alasan traveler jet lag:
1. Dehidrasi
Bukan rahasia lagi kalau suasana udara di kabin pesawat sangat kering. Menurut The Points Guy, hal ini disebabkan oleh ketinggian. Namun juga karena sistem penyaringan pesawat yang tak bisa membuat udara selembab di daratan.
Ditambah lagi, konsumsi minuman berkafein atau beralkohol bisa membuat orang sering mengalami kulit kering, sakit kepala dan pusing.
2. Ketinggian dan Tekanan Pesawat
Saat berada di pesawat, tubuh harus menyesuaikan diri dengan cepat untuk berada di atas ketinggian puluhan ribu kaki. Inilah alasan mengapa kabin diberi tekanan untuk meminimalisir efek berada di ketinggian, tapi hal ini juga bisa membebani tubuh.
Tekanan di kabin bisa membuat traveler seperti berada di Pegunungan Rocky atau Machu Picchu dengan ketinggian antara 6.000 dan 8.000 kaki. Saat berada di ketinggian, udara juga jauh lebih tipis sehingga oksigen lebih sedikit dari pada di darat.
Di kabin, saat berada di ketinggian, traveler bisa merasakan tekanan telinga hingga merasa sedikit kembung karena perubahan tekanan menyebabkan gas di dalam perut dan usus mengembang.
Simak Video "Video: Pesawat Air India yang Jatuh di Ahmedabad Bawa 242 Orang"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan