Menyapa Desa Wisata di Danau Toba, Destinasi Unggulan #DiIndonesiaAja

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menyapa Desa Wisata di Danau Toba, Destinasi Unggulan #DiIndonesiaAja

Atta Kharisma - detikTravel
Sabtu, 07 Mei 2022 17:19 WIB
Danau Toba
Foto: Kemenparekraf
Jakarta -

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB Indonesia. Sebagai dampak dari pandemi COVID-19, sektor wisata mengalami penurunan dan stagnasi. Untuk itu, pemerintah mendorong masyarakat melakukan perjalanan wisata #DiIndonesiaAja guna membantu perekonomian lokal dan nasional cepat pulih.

Indonesia memiliki banyak destinasi wisata #DiIndonesiaAja yang menyimpan beragam keindahan alam, budaya serta kearifan lokal yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Danau Toba dan Pulau Samosir yang berada di Provinsi Sumatera Utara.

Kedua tempat tersebut merupakan destinasi wisata yang menyuguhkan keindahan alam tiada tara. Tak hanya kekayaan alamnya, tempat ini juga menyimpan kebudayaan dan aneka kearifan lokal yang mengusik rasa penasaran orang-orang untuk mengunjunginya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menelusuri lebih dalam keindahan yang dimiliki Danau Toba dan Pulau Samosir, Kezia Levronka dan Marlon Abraham lewat program Tanah Air Beta memandu audiens menyaksikan aneka budaya dan kearifan lokal yang tersimpan di tempat tersebut.

Kunjungan mereka dimulai dari Desa Huta Tinggi. Desa yang terletak di wilayah Danau Toba ini merupakan tempat bermukimnya suku Batak Toba. Desa ini juga menjadi bagian dari kawasan Geosite Unesco.

ADVERTISEMENT

Ada beberapa hal menarik dari suku Batak Toba ini. Pertama, warganya hidup dengan tatanan nilai dan filosofi budaya Batak Toba. Letak Desa Huta Tinggi yang berhadapan dengan Pusuk Buhit, Asal Muasal Si Raja Batak, menginspirasi warga untuk terus hidup dengan nilai dan filosofi budaya Batak.

Kedua adalah kearifan lokalnya. Masyarakat Suku Batak yang tinggal di Desa Huta Tinggi sehari-harinya menggembalakan kerbau. Tak hanya sebagai mata pencarian, kerbau-kerbau tersebut juga menjadi atraksi bagi para wisatawan yang datang berkunjung.

Wisatawan atau pengunjung akan dimanjakan dengan kegiatan memerah susu kerbau. Biasanya, pukul 06.00-07.00 WIB menjadi saat terbaik untuk memerah susu kerbau karena air susunya banyak di waktu itu.

Tak hanya itu, pengunjung juga diperbolehkan mengolah susu yang sudah diperah menjadi makanan enak yang disebut Dali Ni Horbo atau kerap dijuluki keju Batak.

Selain atraksi memerah susu kerbau, Desa Huta Tinggi memiliki keindahan budaya dalam bentuk Rumah Bolon. Rumah Bolon merupakan rumah adat khas Sumatera Utara dari suku Batak yang menjadi simbol dari identitas masyarakat Batak di Sumut.

Puas berkeliling di Desa Huta Tinggi, Kezia dan Marlon melanjutkan kunjungan mereka ke Kampung Ulos Huta Raja. Sesuai namanya, kampung ini merupakan tempat pembuatan kain adat Batak yakni ulos corak. Jenis ulos yang dibuat umumnya adalah kain ulos Batak Toba.

Kegiatan pembuatan atau produksi tenun ulos ini biasanya dilakukan warga setempat di halaman Rumah Bolon, sehingga dapat dilihat dan menjadi atraksi bagi para wisatawan.

Baca Selanjutnya >>>

Pembuatan kain ulos dengan latar belakang Rumah Bolon ini pun menjadi ciri khas dari Kampung Ulos. Kampung Ulos Huta Raja juga merupakan pusat pembuatan ulos sekaligus tempat peninggalan situs sejarah Rumah Bolon atau Rumah Gorga yang usianya sudah cukup lama.

Setelah melihat pembuatan kain Ulos, Marlon dan Kezia dibawa untuk menyaksikan tradisi Mardoton, cara menangkap ikan yang dilakukan oleh para leluhur kemudian membuat sesajian dari tepung beras untuk media doa kepada Tuhan sang pencipta melalui Namboru Saneang Naga Laut. Menurut orang Batak, Saneang Naga Laut adalah jelmaan dari Dewi Air.

Usai puas menikmati keindahan alam dan suguhan budaya dari Desa Huta Tinggi, Marlon dan Kezia diajak warga lokal mengunjungi Desa Tipang. Di sana, keduanya mendapat sambutan hangat dari para warga yang lantas mengajak Marlon dan Kezia berkeliling sambil mengamati budaya serta kearifan lokal khas Desa Tipang.

Selain warganya yang ramah, Desa Tipang juga menyimpan keindahan alam berupa Air Terjun Sigota-Gota atau Sipultak Huda. Air terjun ini merupakan salah satu obyek wisata minat khusus bagi wisatawan pecinta tantangan ekstrim.

Selain keeksotisannya yang tersembunyi, Air Terjun Sipultak Huda juga memiliki kisah heroik di balik keindahannya. Nama Sigota-Gota diberikan untuk mengenang dan menghormati perjuangan para leluhur mempertahankan Sungai Sipultak Huda agar tetap mengalir ke Desa Tipang.

Program Desa Wisata dan Kampanye #BanggaBuatanIndonesia

Sebagai informasi, Desa Huta Tinggi dan Desa Tipang merupakan contoh desa wisata yang menjadi bagian dari pengembangan pariwisata berkelanjutan sekaligus salah satu program #MenyapaDesa dari pemerintah yang diharapkan dapat mempercepat kebangkitan pariwisata dan memicu pertumbuhan ekonomi. Sebagai pariwisata alternatif, program desa wisata juga diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi pengembangan masyarakat dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam.

Pemerintah juga mendukung industri ekonomi kreatif lokal dari desa wisata lewat kampanye #BanggaBuatanIndonesia. Melalui gerakan ini, pemerintah mendorong masyarakat Indonesia untuk mencintai dan membeli produk-produk hasil kerajinan UMKM lokal. Pemerintah melalui Kemenparekraf juga mencanangkan program #BeliKreatifLokal demi mendukung pelaku industri ekraf agar kembali produktif dan terus berkembang meningkatkan omzet.

Seiring dengan kembali bergeliatnya aktivitas berwisata, Menparekraf Sandiga Uno mengimbau para pelaku industri pariwisata untuk mampu beradaptasi di tengah situasi pandemi yang masih terjadi hingga saat ini. Salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan #InDOnesiaCare/CHSE di destinasi wisata dan sentra ekraf sesuai dengan arahan yang diberikan pemerintah.

"Domestic Micro Tourism, di era pariwisata kenormalan baru nantinya tidak hanya pariwisata yang mengandalkan jumlah yang besar, tetapi wisatawan yang berada di sekitar destinasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/5/2022).

Ia menambahkan wisatawan harus turut andil dalam menerapkan protokol kesehatan dan menjadi wisatawan yang bertanggung jawab.

Halaman 2 dari 2
(fhs/fem)

Hide Ads