Berkaca Bule Telanjang, Bali Bikin Do's & Don'ts di Tempat Sakral

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berkaca Bule Telanjang, Bali Bikin Do's & Don'ts di Tempat Sakral

bonauli - detikTravel
Selasa, 10 Mei 2022 07:11 WIB
Jakarta -

Bule Rusia yang viral karena foto telanjang di pohon kayu putih keramat menjadi pelajaran penting bagi Bali. Rencananya, Bali akan punya papan peringatan do & don't.

Alina Fazleeva dan Amdrei Fazleeva adalah pasangan bule yang bikin Bali heboh. Alina sengaja berpose telanjang di pohon kayu putih yang ada di kawasan suci Pura Babakan, Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali.

Aksi nudis ini bukanlah yang pertama kali. Sejumlah turis asing, dengan berbagai alasan, mulai dari demi konten, cinta satwa, sampai menyatu dengan alam, pernah terjadi di Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menparekraf Sandiaga Uno pun angkat bicara.

ADVERTISEMENT

"Kita semua tahu di Indonesia telanjang itu tidak biasa, tapi buat mereka itu biasa. Oleh sebab itu, kita akan buat Do's and Don'ts di tempat keramat," ujar Menparekraf Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (10/5/2022).

Sandiaga menekankan papan peringatan Do's and Don'ts ini harus diperhatikan keberadaannya. Karena, keindahan dan ekowisata berkelanjutan juga jadi faktor dalam CHSE.

Bule Rusia Alina Fazleeva dan suaminya Amdrei Fazleev saat dihadirkan saat konferensi pers di rumah jabatan Gubernur BaliBule Rusia Alina Fazleeva dan suaminya Amdrei Fazleev. (Sui Suadnyana/detikcom)

"Daerah keramat di Bali kan banyak sekali, mungkin ga semuanya pakai tanda Do's and Don'ts. Jadi kita siapkan juga sosialisasi dalam banyak bahasa, bukan cuma bahasa Inggris," kata Sandiaga.

Sosialisasi juga akan dilakukan pada komunitas yoga. Belakangan ini diketahui bahwa bule yang telanjang di pohon sakral juga masuk dalam komunitas yoga.

"Kita juga akan sosialisasi ke komunitas yoga internasional," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani.

"Perlu pembinaan agar tidak terjadi lagi, yang persangkutan mendapat sanksi, kita perlu melakukan sosialisasi dan edukasi," kata dia.

Ni Wayan juga menambahkan bahwa pariwisata memiliki kode etik. Sebagai tuan rumah, Bali seharusnya menyampaikan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di sana.

(bnl/fem)

Hide Ads