Paspor menjadi barang yang sedang diburu saat ini. Tetapi, tahapan untuk bisa mendapatkan kuota antrean bukan perkara mudah, harus pandai-pandai memilih kantor Imigrasi, sampai datang dini hari.
Pengalaman berburu antrean paspor saat pandemi Covid-19 melandai itu dialami Erwin Fitriansyah. Paspor milik jurnalis yang juga komentator siaran sepak bola yang tinggal di Jakarta itu habis masa berlaku. Begitu pula milik istrinya, Fitri.
Sejatinya sudah cukup lama masa berlaku paspor mereka habis, tetapi karena pandemi Erwin tidak bersegera memperpanjang masa berlaku paspor mereka. Pandemi membuat dia tidak memiliki rencana pasti bepergian ke luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, setelah pandemi mereda, istri Erwin, Fitri, mendapatkan tugas untuk keluar negeri. Maka, mau tidak mau, harus segera membuat paspor.
Erwin pun mengecek antrean permohonan paspor lewat M-Paspor. Ternyata, kuota penuh hingga pekan depan dan tidak ada informasi ketersediaan kuota pembuatan paspor lagi. Ada slot kosong, tetapi lokasinya di luar Jabodetabek, yakni di Sukabumi dan Semarang.
"Kita enggak tahu sampai kapan ada slot kosong antrean paspor, minggu ini dan minggu depan full semua. Kita tidak tahu kapan ada lagi dan berapa kuota yang akan datang," kata Erwin dalam perbincangan dengan detikTravel, Jumat (20/5/2022).
Erwin pun coba-coba mengecek antrean pembuatan paspor secara offline. Ternyata, tidak semua kantor Imigrasi melayani antrean itu secara offline. Ada pula, kalaupun menyediakan antrean pembuatan paspor offline, tetapi hanya untuk pemohon prioritas, yakni lansia.
Merujuk patokan itu, Erwin berkesimpulan kantor Imigrasi Pondok Pinang adalah yang paling bisa diandalkan untuk mendapatkan paspor. Sebab, kantor imigrasi itu menyediakan kuota terbanyak dan tidak ada batasan prioritas, yakni 50 orang.
"Akhirnya, kami ke kantor Imigrasi Pondok Pinang, kuota 50 dan bisa go show. Kami ke sana kemarin. enggak ada info apapun. Saya cuma mengandalkan datang pagi-pagi. Itu merujuk pengalaman 4-5 tahun lalu saat saya bikin paspor sebelumnya di kantor Imigrasi Cipinang. Saya datang Subuh, salat Subuh di sana," kata Erwin.
Rupanya, Erwin tidak sendirian. Di depan pagar kantor Imigrasi Pondok Pinang sudah ramai orang mengantre bikin paspor. Mereka tiba di sana jauh lebih pagi ketimbang Erwin.
"Saya lihat dari mobil, eh kok sudah ramai, sudah meriah. Itu sekitar pukul 04.30. Kemudian, saya turun dan ternyata kuota sudah penuh. Saya tanya ke petugas keamanan juga sama, sudah penuh," ujar Erwin.
Erwin tidak langsung pulang kendati mendapati kuota sudah penuh. Dia mencari orang pertama dalam antrean itu. Dia mencari tahu pukul berapa si orang pertama itu tiba di kantor Imigrasi.
"Akhirnya ketemu juaranya. Dia bilang sampai sini pukul 03.00 dan dia datang bersamaan dengan pangantre lain. Dan, itu adalah kedatangan keduanya. Di hari sebelumnya, dia juga gagal masuk kuota," ujar Erwin.
Setelah mendapatkan informasi itu, Erwin pulang. Dia bertekad untuk datang lagi lebih dini keesokan harinya.
"Tadi pagi, saya datang lagi, sesuai juara yang kemarin jam 03.00. Eh ternyata, antrean sudah ramai. Sudah banyak yang berkerumun. Dengan deg-degan, saya turun, tengak-tengok, sambil bertanya-tanya masak juara semua? Kemudian, ada orang yang memberi tahu dan ternyata security juga bilang yang sudah datang didaftar meskipun kami masih di luar pagar kantor Imigrasi karena pagar baru buka pukul 07.00," ujar Erwin.
"Saat mendaftar antrean itulah terjadi tanya jawab dengan satpam. Dia menanyai nama saya, tanggal lahir saya, kemudian istri dan anak-anak saya karena saya bilang bikin paspor sekeluarga. Saya rasa petugas itu memastikan kalau saya benar-benar pemohon paspor," kata Erwin.
Akhirnya, empat jam kemudian, pintu pagar benar-benar dibuka. Dia dan pemohon paspor lain masuk satu demi satu sesuai nomor antrean.
""Kami diminta baris sesuai urutan. Setelah itu proses lancar, cepat, dan tidak banyak orang. Apalagi setelah masuk ke dalam ruangan, enggak ada kerumunan dan tidak uyel-uyelan. Kami juga tinggal bayar, minggu depan ambil, sudah disesuaikan tanggalnya," kata Erwin.
Kini, Erwin dan keluarganya bisa tenang menunggu waktu pengambilan paspor. detikcom masih berusaha meminta klarifikasi dari pihak Imigrasi.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol