Kenaikan harga Candi Borobudur jadi topik hangat di hari Minggu (5/6) ini. Pakar pariwisata memperkirakan adanya penurunan minat wisata ke sana.
Tiket naik ke Candi Borobudur diwacanakan menjadi Rp 750 ribu per orang. Meski belum resmi, namun sudah banyak netizen yang merasa keberatan untuk datang ke sana.
"Nah, ini bisa jadi penurunan wisatawan. Kalau resmi Rp 750 ribu, dipastikan terjadi penurunan wisatawan sampai 50 persen bahkan lebih," jelas Ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia, Profesor Azril pada detikTravel.
Menurutnya, wisata situs hanya akan didatangi 1-2 kali. Sehingga wisatawan yang sudah pernah ke Candi Borobudur tak akan datang lagi.
"Candi Borobudur hanya dipakai untuk acara keagamaan sekali setahun. Kalau tak pakai teknologi, harusnya jadi rumah ibadah seperti pura di Bali. Jadi atraksi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof Azril mengatakan, rahasia Bali tetap bisa hidup adalah atraksi keagamaan yang tetap dijaga. Sehingga wisatawan bisa melihat dan merasakan budaya dan keagamaan yang terus hidup di Candi Borobudur.
"Begitu juga dengan turis asing. Tadinya 100 USD bisa untuk keliling 3 candi, sekarang cuma satu. Mereka akan kapok dan tidak datang lagi," katanya.
Tak hanya angka wisatawan, pedagang dan pemandu wisata juga akan kena imbas dari kenaikan harga ini.
"Pasti, pemandu wisata dan pedagang pasti terdampak. Perkiraan saya bisa seperti pandemi," ungkapnya.
Pariwisata yang kini sudah bergairah akan kembali menjerit karena harga kenaikan tiket naik ke Candi Borobudur. Menurutnya wisatawan akan membatalkan kunjungnan jika harga tiket diresmikan.
"Pembatalan akan terjadi, ini malah bikin rugi. Pemerintah juga tolong kaji, jangan nanti ikutan lari," pungkasnya.
Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
(bnl/bnl)