Kecelakaan kapal wisata di Labuan Bajo menelan korban jiwa yakni Ibu dan adik artis Ayu Anjani. Menparekraf Sandiaga Uno memaparkan sekilas kondisi di sana, yakni akan adanya kapal ilegal.
Sebelum itu, ia sudah menerjunkan tim untuk melakukan evaluasi bersama pihak terkait. Juga, ia turut berduka bagi korban yang meninggal dunia dan tak ingin kejadian itu berulang.
"Ini sekarang kita sedang menerjunkan tim untuk melakukan review tentang standar-standar kita lakukan di base pariwisata juga. Bahwa standar cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (Keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan) harus dipatuhi," kata dia, Kamis (30/6/2022) malam di kantornya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan ini kami sangat berduka cita ada korban. Ini nggak boleh terjadi lagi," imbuh Sandiaga.
"Oleh karena itu sama seperti di darat kita akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dengan dinas setempat, apalagi ini sedang musim liburan akan semakin banyak dituntut agar fasilitas pariwisata, transportasi terutama ini mengikuti kaidah-kaidah keselamatan," jelas dia menambahkan.
Selanjutnya, Sandiaga ingin meningkatkan akan pemantauan ke aspek kelaikan kapal-kapal wisata di Labuan Bajo. Juga, akan terus dilakukan pendampingan bagi pelaku wisata kapal itu.
"Sertifikasi baik kelaikan kapal dan nakhoda harus kita pantau kita tingkatkan dan kita lakukan sosialisasi juga edukasi," kata dia.
"Saya akan mendapat laporan penuh tentang kecelakaan yang tragis dan kita akan memberikan statement resmi dari Kemenparekraf. Per hari ini kami kami sangat prihatin atas korban," imbuh dia.
"Kami akan melakukan koordinasi agar seluruh SOP yang berkaitan keselamatan dari perahu dan juga kelayakan dari nakhoda ini diperhatikan," tegas Sandiaga.
Banyak perahu ilegal
Pada kesempatan ini, Sandiaga juga menyinggung keberadaan perahu-perahu wisata yang ilegal. Yang lebih parah, di antaranya tidak terdaftar dan tentu tidak mengikuti standar keselamatan.
"Terakhir tentunya kita harus mampu untuk menertibkan perahu-perahu yang ilegal. Karena, banyak sekali perahu-perahu yang tak terdaftar juga dan tidak mengikuti standar keselamatan seperti ketersediaan pelampung, briefing sebelum berlayar dan lain sebagainya," jelas dia.
'Banyak perahu itu banyak digunakan untuk tempat tidur oleh para wisatawan dan pengelolanya yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Sehingga akhirnya jika cuaca berubah menjadi cuaca buruk, kapal-kapal itu tidak siap untuk melindungi para wisatawan yang diangkut oleh kapal itu," kata Sandiaga.
"Oleh karena itu kita akan mendapat review yang lengkap dan akan kita sampaikan pada kesempatan pertama," terang Sandiaga.
Baca juga: Sepenggal Surga Tersembunyi di Labuan Bajo |
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan