Taman Nasional Komodo menjelaskan soal angka tarif Rp 3,75 juta. Biaya itu merupakan biaya kontribusi konservasi yang berlaku selama setahun.
Dalam siaran pers, Jumat (1/7/2022), Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi di Taman Nasional Komodo, Carolina Noge, menjelaskan kembali mengenai penetapan biaya kontribusi sesuai rekomendasi hasil kajian daya dukung daya tampung berbasis jasa ekosistem.
"Melihat adanya beberapa pemberitaan dan persepsi yang salah di media dan publik terkait penetapan biaya kontribusi (bukan harga tiket) senilai Rp 3.750.000 per orang per tahun dan pembatasan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo sejumlah 200.000 orang per tahun yang diberlakukan mulai 1 Agustus, untuk itu melalui kesempatan ini akan disampaikan klarifikasi yang benar," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, kata Carolina, tiket sebesar Rp 3,75 juta berlaku untuk satu tahun. Dan itu adalah biaya kontribusi untuk kelestarian TN Komodo dan wilayah di sekitarnya.
"Penetapan biaya sebesar Rp 3.750.000 per orang yang berlaku selama satu tahun merupakan biaya kontribusi untuk program konservasi Pulau Komodo, Pulau Padar, dan kawasan perairan sekitarnya, bukan sekedar harga tiket masuk ke Taman Nasional Komodo," terang dia.
"Pengunjung yang akan melakukan kunjungan diwajibkan melakukan registrasi dan reservasi secara online satu pintu melalui aplikasi. Kemudian, pembatasan pengunjung melalui registrasi online serta penerapan biaya kontribusi ini akan digunakan untuk upaya konservasi, yakni manajemen kunjungan, pengelolaan sampah, pemulihan terumbu karang yang rusak, pemberdayaan masyarakat lokal, optimalisasi pengawasan dan pengamanan kawasan yaitu terkait perburuan liar, pemancingan ilegal, penggunaan pukat harimau dan overfishing, serta berbagai isu dan permasalahan lain di kawasan yang mengancam habitat komodo dan ekosistem di dalamnya", jelas urai dia.
Sebelumnya, dijelaskan oleh Menparekraf Sandiaga Uno, tiket terusan masuk Taman Nasional Komodo direncanakan sebesar Rp 3,75 juta per tahun belum dibahas dalam lingkup lintas kementerian lembaga hingga hari ini.
"Ya itu tadi sudah kita review saat GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia). Ini adalah bagian dari pada review yang sama dengan Borobudur, yakni carrying capacity (daya dukung) dari TN Komodo," terang dia.
"Kami akan melakukan koordinasi dengan Kemenko Marves, per hari ini belum ada dari lintas kementerian lembaga membahas, tapi bulan Agustus ini," imbuh Sandiaga.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan