Warga Kyiv lainnya, Vera Sapyga, juga mencoba bersenang-senang di Pantai Kyiv tetapi tidak semudah itu untuk bisa menyembunyikan kecemasan.
Sapyga merasakan betul sebuah kekhawatiran saat kembali ke Kyiv pekan lalu setelah meninggalkan kota itu pada hari pertama perang. Dia pindah ke sebuah desa di Ukraina barat bersama putrinya yang berusia lima tahun, Tida.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara batin, itu sangat sulit," kata dia.
"Saya sangat khawatir, dengan adanya sirene peringatan, berita di media. Setiap hari saya menangis. Saya tidak pernah mengalami stres seperti itu," dia menambahkan.
Sapyga bersama putrinya berencana untuk pindah dari Kyiv lagi minggu depan. Mereka memilih terbang ke London untuk tinggal bersama kenalan.
Apalagi, trauma pada 2014 belum benar-benar pulih. Waktu itu, ketika Rusia mencaplok semenanjung Krimea tempat dia dan suaminya tinggal, dia diasingkan.
Jika dia berhasil sampai ke ibu kota Inggris itu, dia tidak tahu berapa lama dia akan tinggal di sana.
"Sangat sulit untuk merencanakan apa pun," kata dia.
(fem/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol