Huruf K biasa ditemukan di daftar harga menu restoran, kafe, coffee shop, atau pusat perbelanjaan. Traveler pasti sering menemuinya di Jakarta atau kota besar lain.
Misal, secangkir espresso seharga 23K, berarti harganya 23 ribu rupiah. Harga caffe latte 42K atau 42 ribu rupiah.
Huruf K memiliki arti ribu yang berasal dari bahasa Yunani. Huruf K dalam perkembangannya kemudian digunakan untuk menyingkat kata ribu hingga saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi huruf K tidak selamanya berarti ribu, hal ini dijumpai di Papua Nugini (PNG), negara yang berbatasan langsung dengan Provinsi Papua, Indonesia.
Penulisan mata uang Papua Nugini adalah kina yang disingkat K. Kina diperkenalkan pada 19 April 1975, untuk menggantikan dolar Australia.
Kina Papua Nugini berbentuk kertas juga dalam bentuk koin. Kode berdasarkan ISO 4217 untuk kina PNG adalah PGK, sama halnya IDR untuk rupiah Indonesia.
K adalah bentuk penulisan baku untuk transaksi di dalam negeri PNG, sedangkan PGK adalah kode mata uang kina PNG untuk memudahkan transaksi internasional.
Jika dibandingkan dengan Indonesia, biaya hidup di Papua Nugini sekitar 90% lebih mahal daripada di Indonesia. Nilai tukar 1 kina PNG atau 1K sekitar 4 ribu rupiah.
Misalnya, harga minuman merek Pepsi 330 ml di kafe seharga 3.86K atau tiga koma delapan puluh enam kina, cappuccino 10.29K, air mineral 330 ml seharga 3.50K. Bir lokal atau South Pacific beer seharga 9.28K untuk 0,5 liter.
Sedangkan harga kebutuhan pokok di pasar Papua Nugini, Beras 1 kg harga 5.38K, kentang 1 kg harga 10.00K, harga untuk satu bungkus rokok Marlboro 25.00K, telur ayam 12 butir harga 13.07K. Tomat 1 kg harga 10.25K.
Harga kebutuhan pokok di Indonesia oleh warga PNG dinilai lebih murah, sehingga sekitar 70% kebutuhan pokok di Sandaun, West Sepik Province, Papua Nugini dipenuhi dari Pasar Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura yang terletak 50 kilometer di sebelah barat Vanimo.
Warga PNG berjalan kaki dari Wutung, perbatasan PNG untuk berbelanja di Pasar Skouw pada hari pasar, yang berlangsung hanya dua kali dalam seminggu. Warga PNG ini masih menggunakan kina, mereka jarang sekali menggunakan rupiah.
***
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto, peneliti arkeologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan telah diubah seperlunya oleh redaksi.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol