Desa Wisata Nagari Pariangan menjadi salah satu dari 50 besar desa wisata terbaik di Indonesia. Desa ini menawarkan pemandangan alam yang mempesona.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tengah melakukan kunjungan ke berbagai desa wisata. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka visitasi 50 besar nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Desa Wisata Nagari Pariangan menjadi salah satu dari 50 besar desa wisata tersebut. Desa ini terletak di Lereng Gunung Marapi. Desa ini berjarak sekitar 95 kilometer dari Kota Padang dan 35 kilometer dari Kota Bukittinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kunjungannya, Sandiaga Uno mempersiapkan desa ini untuk menjadi destinasi wisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Hal ini dipersiapkan dalam rangka menyambut Visit Sumatra Barat 2023.
Desa Wisata Nagari Pariangan terletak di ketinggian sekitar 500-700 meter. Sebagai dataran tinggi, desa ini menawarkan pemandangan alam yang menawan.
Panorama desa ini didominasi oleh hijaunya hamparan terasering sawah. Selain itu, karena letaknya yang cukup tinggi, desa ini juga memiliki udara yang sejuk. Kombinasi keindahan alam dan suasana yang menyejukkan membuatnya dijuluki sebagai desa terindah di dunia.
Selain wisata alam, desa ini juga memiliki beragam potensi wisata lain seperti budaya, seni, hingga kuliner. Beberapa unsur budaya hingga kuliner yang dapat dikembangkan adalah tari piriang, musik talempok pacik, saluang, kuliner dakak-dakak, serta kopi kawa daun.
Desa ini memiliki potensi wisata yang melimpah. Sehingga Sandiaga mengajak masyarakat setempat dan pihak-pihak terkait agar dapat mengembangkannya dengan optimal.
Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengembangkan pariwisata berbasis komunitas. Masyarakat yang menjadi tonggak pengembangan wisata desa. Sedangkan pemerintah menjadi pihak yang memfasilitasi.
"Masyarakatlah yang akan mengelola, membina, membimbing, dan membawa peluang ekonomi sehingga terciptalah lapangan kerja. Kami di pemerintah mulai dari kabupaten, provinsi hingga pemerintah pusat memfasilitasi dan dengan begitu ini (pengelolaan wisata Pariangan) sangat membumi, karena pelakunya adalah masyarakat sendiri," kata Sandi.
Artikel ini sudah tayang di detikSumut. Baca di sini.
(ysn/ysn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum