Rusia rupanya punya ide unik untuk mengatasi bau aspal panas yang tak sedap. Mereka membuat aspal dengan aroma stroberi. Hmmm...apakah jalannya jadi lebih wangi?
Sebuah perusahaan di Leningrad, Rusia, baru-baru ini membuat aspal beraroma stroberi. Aspal ini digunakan untuk membangun jalan sepanjang 700 meter.
Jalan itu sendiri dibangun pada 30 Juni di Distrik Vsevolozhsk Leningrad. Jalan beraspal stroberi ini merupakan bagian dari proyek nasional Safe High-Quality Roads Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Oddity Central, Kamis (6/7/2022) sekitar 300 ton campuran aspal beraroma stroberi digunakan dalam pembangunan itu.
Baca juga: Bali Favorit Turis Rusia, 90% Warganya Tahu |
"Kontraktor datang dengan solusi ini. Ini adalah inisiatif mereka sendiri," tulis kantor berita Rusia Interfax.
"Banyak orang tidak menyukai bau aspal yang terlalu panas, yang menyebar selama proses perbaikan, jadi memutuskan untuk mencobanya," katanya.
Tidak jelas seberapa sukses percobaan pembangunan jalan beraspal aroma stroberi ini. Belum diketahui seberapa lama aroma stroberi ini bakal bertahan. Tapi yang jelas, kontraktor menjamin aroma stroberi itu tidak mempengaruhi kualitas aspal sama sekali.
Ngomong-ngomong soal jalan, Rusia termasuk negara yang sangat menjaga kualitas jalannya. Mereka juga dikenal memiliki jalan berkualitas tinggi.
Rusia percaya diri dengan jalan beraspal yang mereka buat. Sampai-sampai pemerintah Rusia mengajukan proposal agar kendaraan dapat melaju dengan kecepatan 150 kilometer per jam. Ini meningkat dari sebelumnya kendaraan boleh melaju maksimal dengan kecepatan 130 kilometer per jam.
Kembali ke aspal beraroma stroberi, sebelumnya, aspal beraroma juga pernah dicoba dipraktikkan di Polandia. Saat itu, Polandia menggunakan aspal beraroma bunga. Alasannya sama untuk mengatasi bau aspal yang mengganggu pengendara.
(pin/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan