Tiket mahal ke Pulau Komodo dan Pulau Padar menjadi perbincangan masyarakat luas. Masyarakat Komodo pun dengan lantang menentang hal tersebut.
Wisatawan yang treking ke Pulau Komodo dan Pulau Padar akan dikenakan biaya Rp3,75 juta. Tiket ini akan disamakan untuk wisatawan domestik dan turis internasional.
"Respon teman seprofesi tentang keputusan rencana ini kebanyakan bilang terlalu terburu-buru tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu," ujar Ardiansyah, pemandu sekaligus warga asli Pulau Komodo, Taman Nasional, Labuan Bajo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada juga disuarakan oleh Sukardi Yusuf pemandu wisata Ata Moto Guide di Labuan Bajo.
"Menurut saya calon wisatawan yang akan berkunjung di Pulau Komodo masih pikir-pikir dengan harga tiket Rp3,75 juga. Kenapa demikian? Karena mereka terbebani," ucapnya.
Sukardi mengatakan bahwa naiknya harga tersebut karena faktor bahan bakar dan logistik yang naik hampir tiap tahun.
"Yang kedua harga tiket naik Rp 200 ribu aja untuk lokal masih protes apalagi dengan harga segitu," jelasnya.
Sebelum adanya pariwisata, masyarakat di Pulau Komodo kebanyakan bekerja sebagai nelayan. Komanya pariwisata saat pandemi, membuat masyarakat kembali ke mata pencaharian awal.
"Contoh kecil pada saat pandemi itu masyarakat di sana kaya tidak tau arah mau kerja apa dan alhasil ya mereka terpaksa kembali menjadi nelayan," jelasnya.
Untuk menentang hal itu, Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (FORMAPP MABAR) akan menggelar aksi unjuk rasa. Aksi ini akan berlangsung selama 12 hari mulai tanggal 18-30 Juli di Kantor DPR Mabar.
"Kebijakan ini tidak jelas dan ditolak."
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol