Pengamat pariwisata Taufan Rahmadi tidak sependapat jika wisata di pulau Komodo hanya untuk orang kaya. Seharusnya, siapapun bisa berkunjung ke sana.
Taufan menegaskan sebuah destinasi wisata harus terbuka untuk dikunjungi siapapun. Jangan sampai harga tiket yang mahal jadi penghalang wisatawan untuk ke sana, termasuk juga di Taman Nasional Komodo.
"Bagi saya, setiap destinasi wisata sangat terbuka untuk dikunjungi oleh siapapun. Yang perlu dilakukan saat ini adalah bagaimana pengaturan para pengunjung ke destinasi wisata itu agar tetap terjaga kebersihan dan kelestariannya," ujar Taufan kepada detikTravel, Sabtu (16/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Taufan yang perlu dilakukan oleh pihak Taman Nasional Komodo dan juga KLHK adalah memperkuat sistem, terutama regulasi wisatawan ketika berkunjung ke sebuah kawasan konservasi.
"Perkuat regulasi dengan rewards dan punishment yang jelas dan tidak pandang bulu. Jika ada wisatawan yang melanggar aturan, berikan hukuman tegas. Selain itu, masyarakat juga harus dilibatkan untuk menetapkan aturan yang mengikat semua untuk dipatuhi bersama," ujar Taufan.
"Perkuat wisatawan di Tata Tertib kunjungannya, bukan mendiskriminasi mereka sebagai wisatawan kaya atau wisatawan miskin," tegas Taufan lagi.
Harga tiket TN Komodo yang baru itu direncanakan dirilis resmi pada 29 Juli 2022 mendatang. Dan, akan diterapkan mulai 1 Agustus. Tiket itu berlaku sama rata untuk turis asing dan wisatawan lokal. Nominalnya Rp 3,75 juta.
Salah satu alasan untuk melipatgandakan harga tiket masuk TN Komodo adalah konservasi. Selama ini, tiket masuk TN Komodo hanya Rp 5 ribu. Selain itu, tidak ada pembatasan jumlah turis yang masuk.
Menurut Ketua Tim Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem di Pulau Komodo, Pulau Padar, dan Kawasan Perairan, Irman Firmansyah dari Institut Pertanian Bogor (IPB), biaya konservasi di TN Komodo untuk satu wisatawan nilainya mencapai Rp 2,9 hingga 5,9 juta.
Besaran biaya konservasi itu muncul dengan merujuk jasa ekosistem di TN Komodo. Wisatawan yang masuk dinilai berimbas terhadap kawasan itu, baik satwa, tumbuhan ataupun daya dukungnya.
Di antaranya pakan, tempat hidup, air, estetika, rekreasi, ecotourism, biodiversitas, sumber daya genetik, pengaturan iklim, dan produksi primer, serta satwa endemik yang sekaligus menjadi ikon kawasan itu, komodo.
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol