Tiket Masuk Komodo Rp 3,75 Juta, Tapi Lautnya Makin Rusak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tiket Masuk Komodo Rp 3,75 Juta, Tapi Lautnya Makin Rusak

bonauli - detikTravel
Minggu, 17 Jul 2022 11:26 WIB
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi kenaikan tarif masuk kawasan TN Komodo saat Weekly Press Briefing, di Gedung Sapta Pesona, Senin (11/7/2022). Menparekraf mengatakan kenaikan tarif masuk kawasan untuk biaya konservasi jasa ekosistem.
Pulau Pada (Kemenparekraf)
Jakarta -

Kenaikan tiket masuk Komodo masih jadi perbincangan masyarakat. Pihak asosiasi pengusaha bahari pun menilai langkah ini kurang tepat.

Gabungan Usaha Wisata Bahari & Tirta Indonesia (Gahawisri) buka suara terkait kenaikan tiket masuk Komodo. Mereka mengungkapkan keprihatinan untuk pengusaha-pengusaha dan masyarakat.

"Kami berpandangaan bahwa kenaikan biaya yang dramatis seperti yang baru-baru ini diusulkan akan sangat merugikan banyak bisnis pariwisata lokal yang beroperasi di dalam dan sekitar Taman Nasional Komodo," tulis Gahawisri lewat rilis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Gahawisri, operator lokal akan mendapatkan penurunan permintaan dan tak ada jaminan apa pun untuk pengelolaan dan konservasi Taman Nasional.

"Sebagai asosiasi aktif dari operator wisata bahari yang berdedikasi, Gahawisri dan Dive Operators Community Komodo (DOCK) berkomitmen untuk melindungi dan melestarikan lingkungan laut Taman Nasional Komodo dan juga mempromosikan pariwisata berkelanjutan. Oleh karena itu, kami ingin memahami alasan dari peningkatan biaya taman nasional yang dramatis," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Gahawisri menjelaskan bahwa pariwisata yang bertanggung jawab adalah dengan tidak melepas jangkar di lokasi terumbu karang yang lebih dangkal dari 30 m, tidak menangkap ikan di zona larangan tangkap, hingga interaksi laut yang terkendali.

Sayangnya, hal-hal mendasar ini saja masih sering dilanggar oleh sejumlah oknum. Sehingga makin membuat mereka mempertanyakan fungsi dari kenaikan tarif Komodo.

"Beberapa anggota asosiasi secara konsisten melaporkan peningkatan kerusakan yang signifikan pada berbagai lokasi penyelaman dan snorkeling di dalam Taman Nasional," ucapnya.

Kerusakan ini terbukti disebabkan oleh penangkapan ikan ilegal, praktik penahan karang dan sampah yang dibuang oleh manusia. Selama semester pertama 2022, anggota asosiasi telah menyaksikan dan melaporkan peningkatan kerusakan baru dan aktivitas ilegas.

"Namun tidak ada patroli dan kegiatan penegakan hukum oleh Otoritas Taman Nasional," jelasnya.

Gahawisri sekali lagi mempertanyakan kenaikan tiket Komodo. Kenaikan tiket ini dinilai kurang tepat dan tidak logis.

"Kami juga percaya bahwa kenaikan yang luar biasa dan tidak beralasan seperti itu hanya akan berdampak negatif pada komunitas dan bisnis lokal dan mengurangi sumber pendapatan lokal dengan drastis yang akan mempengaruhi kelangsungan hidup mereka."




(bnl/bnl)

Hide Ads