Pemkot Depok membantah fenomena ABG SCBD nongkrong di Jakarta karena kotanya minim ruang publik. Kota itu tengah mempersiapkan ruang yang pro anak muda.
Pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwono Joga menyebut fenomena ABG SCBD di Dukuh Atas, Jakarta Pusat ini dapat menjadi pengingat bagi Pemkot Depok dan Pemkab Bogor untuk menyediakan ruang yang pas untuk anak muda. Menurut Nirwono, Dukuh Atas dipilih karena posisinya yang strategis, dilalui banyak orang, dan tak jauh dari stasiun kereta.
"Hadirnya SCBD ini seharusnya mendorong Pemkot atau Pemkab Bodetabek, termasuk Citayam dan Bojong Gede (Kabupaten Bogor) dan Depok, untuk menyediakan ruang-ruang publik atau taman kota yang menarik, terbuka untuk berbagai kegiatan anak muda, gratis, dan strategis dalam arti mudah dicapai. Sehingga jika mereka ingin berkegiatan tidak perlu sampai ke Dukuh Atas di Jakarta," kata Nirwono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Nirwono, pendapat serupa juga diungkapkan warganet di Twitter. Salah satu pengguna Twitter melihat fenomena CFW sebagai bukti Pemkot Depok dan Bogor tidak dapat menyediakan sarana publik yang murah dan nyaman untuk masyarakat.
Anggapan-anggapan ini disanggah Kepala Bappeda Kota Depok Dadang Wihana. Menurut Dadang, Kota Depok sudah memiliki ruang publik yang layak.
"Di kelurahan-kelurahan ada taman-taman kelurahan. Saat ini Pak Wali Kota sudah bangun GOR, lapangan bola juga nanti diintegrasikan dengan UMKM untuk kreativitas anak muda," kata Dadang.
Lebih lanjut, Pemkot Depok juga berupaya meningkatkan fasilitas publik di kota tersebut.
"Pemerintah Kota Depok saat ini sudah berupaya melakukan langkah-langkah untuk kepentingan kepemudaan, ruang-ruang publik, taman-taman dibangun, alun-alun yang lengkap untuk akses kepemudaan dibangun di wilayah timur dan tahun depan di wilayah barat," ia menjelaskan.
"Saat ini kita sedang juga merencanakan sesuai arahan Pak Wali Kota untuk Youth Market dan kita sudah menyelesaikan Perda Kepemudaan. Jadi, kita ingin sistemik dan terencana," dia menambahkan.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum