Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Jumat, 12 Agu 2022 09:14 WIB

TRAVEL NEWS

Kritik Perang, Estonia: Saatnya Hentikan Turis-Turis dari Rusia

Yasmin Nurfadila
detikTravel
Tallinn, Estonia. Morning View Of Alexander Nevsky Cathedral. Famous Orthodox Cathedral Is Tallinns Largest And Grandest Orthodox Cupola Cathedral. Popular Landmark. UNESCO World Heritage Site
Tallinn, ibu kota Estonia. Foto: (iStock)
Tallinn -

Beberapa negara Eropa serukan penghentian terhadap penerimaan turis Rusia. Mereka mengatakan Rusia yang memulai perang, tapi negara tetangga yang terkena dampaknya.

Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina menyebabkan penerbangan dari Rusia dihentikan. Namun hal ini tak menghentikan warga Rusia untuk berwisata ke negara-negara Eropa.

Dilansir dari Schengen Visa News, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas mengatakan sudah waktunya untuk menghentikan perjalanan wisata dari Rusia. Karena hal ini menambah beban bagi negara-negara sekitar Rusia.

Kallas mendesak negara-negara Schengen untuk berhenti mengeluarkan visa turis kepada warga Rusia. Ia mengatakan bahwa mengunjungi Eropa bukanlah hak asasi manusia, melainkan hak istimewa. Tidak sepatutnya warga Rusia masih diizinkan untuk masuk ke wilayah Eropa dengan tujuan berwisata.

"Berhenti mengeluarkan visa turis untuk Rusia. Mengunjungi Eropa adalah hak istimewa, bukan hak asasi manusia. Perjalanan udara dari Rusia ditutup. Hal ini berarti negara-negara tetangga Rusia (Finlandia, Estonia, dan Latvia) akan menanggung beban perjalanannya jika negara Schengen masih mengeluarkan visa. Sekarang waktunya menghentikan perjalanan wisata dari Rusia," tulis Kallas dalam akun Twitternya.

Estonia memang telah memperketat pelarangan terhadap Rusia. Pada awal bulan Juli lalu, otoritas Estonia mengumumkan bahwa warga negara Rusia tidak lagi dapat menerima visa. Kemudian izin tinggal untuk keperluan studi juga tidak lagi dikeluarkan bagi warga Rusia.

Tidak hanya itu, Estonia juga tidak lagi menerima permohonan visa jangka panjang dari warga Rusia dengan tujuan untuk kontrak kerja jangka pendek.

Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu berkomentar bahwa perang yang dikobarkan Rusia terhadap Ukraina tidak dapat dibenarkan. Hal ini sangat melanggar integritas wilayah, kedaulatan, dan kemerdekaan Ukraina. Ia juga menekankan bahwa perang ini mengancam keamanan Uni Eropa dan Estonia.

Selain Estonia, Finlandia juga menyerukan hal serupa. Otoritas Finlandia meminta negara-negara Uni Eropa untuk membatasi penerimaan warga Rusia ke area Schengen.

Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengungkapkan bahwa tidak pantas rasanya ketika Rusia mengobarkan perang terhadap Ukraina, tapi warga Rusia dapat hidup dengan normal dan bepergian dengan leluasa untuk berwisata.

"Tidak benar bahwa pada saat yang sama ketika Rusia melancarkan perang agresi yang agresif dan brutal di Eropa, warga Rusia dapat hidup normal, bepergian di Eropa, menjadi turis," ujarnya seperti dikutip Yle News.

Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto juga mengungkapkan hal serupa. Ia merekomendasikan agar Finlandia mempersulit warga Rusia yang ingin mendapatkan visa turis.

Menurutnya, warga Rusia menggunakan visa dari Finlandia untuk berkunjung ke negara lain. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah berhenti memberikan mereka visa.

Jika Finlandia baru akan melakukan pelarangan, maka Latvia telah lebih dulu melakukannya. Sama seperti Estonia, Latvia juga melakukan pembatasan ketat hingga pelarangan bagi warga Rusia.

Otoritas perbatasan Latvia mengharuskan warga Rusia untuk menandatangani dokumen yang mengutuk perang antara Rusia dan Ukraina. Hanya mereka yang bersedia menandatanganinya yang akan diberikan izin masuk.



Simak Video "Jokowi Minta Waspadai Kenaikan Harga Roti-Mi Instan Imbas Perang Ukraina"
[Gambas:Video 20detik]
(ysn/ddn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA