Ternyata, Tidak Semua Orang Mendewakan Wisata ke AS

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ternyata, Tidak Semua Orang Mendewakan Wisata ke AS

Syanti Mustika - detikTravel
Kamis, 18 Agu 2022 07:41 WIB
People walk amongst US national flags erected by students and staff from Pepperdine University to honor the victims of the September 11, 2001 attacks in New York, at their campus in Malibu, California on September 10, 2015. The students placed some 3,000 flags in the ground in tribute to the nearly 3,000 victims lost in the attacks almost 14 years ago.      AFP PHOTO / MARK RALSTON / AFP / MARK RALSTON
Foto: AFP PHOTO/MARK RALSTON
Jakarta -

Banyak juga alasan turis berpikir hingga dua kali atau enggan kembali datang ke Amerika Serikat (AS). Salah satu alasannya adalah kekerasan dan senjata.

Dilansir dari USA Today, Kamis (18/8/2022) pasangan traveler asal Inggris, Ashley Tickner dan istrinya Georgia, berencana bulan madu ke AS pada awal 2021, tepatnya ke Boston dan New York. Rencana itu gagal karena pandemi Covid-19. Ketika pandemi mereda pun bulan madu tidak segera terlaksana.

Rupanya, mereka khawatir karena masalah keamanan dengan seringnya kabar terjadi penembakan massal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Haruskah (kita) menempatkan diri kita dalam situasi ramai ini di mana Anda tidak tahu?," kata Tickner kepada usatoday.

Sama seperti Erin Holmes, seorang blogger perjalanan Explore With Erin, yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun berkeliling dunia. Dia memutuskan untuk menunda mengunjungi AS lagi. karena kekhawatiran tentang kekerasan senjata.

ADVERTISEMENT

Mirskikh, yang berasal dari Ukraina dan tinggal di Den Haag, mengunjungi Baltimore ketika dia berusia 16 tahun sebagai bagian dari program pertukaran pelajar. Dia menikmati perjalanan itu, tetapi selama bertahun-tahun, ketika dia melihat laporan tentang penembakan di sekolah dan keluarga yang terpisah di perbatasan AS-Meksiko, dia semakin ragu untuk kembali.

Mereka ini termasuk di antara sejumlah pelancong internasional yang telah memutuskan untuk tidak bepergian ke AS karena ketakutan akan kekerasan senjata dan masalah keamanan lainnya.

Holmes, yang berbasis di Australia Barat menghabiskan dua tahun berkeliling AS bersama keluarganya pada 2015 dan 2016. Mereka bahkan mempertimbangkan untuk pindah ke Amerika Serikat dan memutuskan untuk tidak melakukannya.

Dengan dua anak kecil, putra dan putrinya berusia 5 dan 6 tahun dia tidak dapat melihat dirinya menempatkan mereka di lingkungan di mana mereka perlu mempelajari keterampilan tentang cara bersembunyi dari seorang pria bersenjata.

Halaman berikutnya >>> Jumlah pembunuhan karena senjata api tinggi

Jumlah pembunuhan senjata api AS tertinggi

Menurut analisis data Pew Research Center dari Centers for Disease Control and Prevention, pada tahun 2020 ada 45.222 orang tewas akibat cedera terkait senjata di AS, termasuk pembunuhan, bunuh diri, dan jenis kejahatan lainnya yang kematian terkait senjata.

Bunuh diri menyumbang lebih dari setengah kematian terkait senjata, dan pembunuhan menyumbang 43%.

Menurut kelompok riset nirlaba Arsip Kekerasan Senjata, ada juga 406 penembakan massal dan 19 pembunuhan massal yang dilaporkan di AS pada 8 Agustus.

Bagaimana menurut traveler?



Simak Video "Video: Warga AS Diimbau Hindari Bepergian ke RI, Khususnya Dua Wilayah Ini"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads