Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Rabu, 31 Agu 2022 06:12 WIB

TRAVEL NEWS

Sejarah dan Asal Usul Suku Polahi yang Langgengkan Kawin Incest

Tim detikSulsel
detikTravel
Perempuan warga suku Polahi berada di gubuk tempat mengamati lahan perkebunan mereka di tengah perbukitan dan hutan di Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Foto: Pemukiman suku Polahi (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Gorontalo -

Suku Polahi di Gorontalo masih melanggengkan tradisi kawin sedarah alias Incest. Begini sejarah dan asal usul suku tersebut. Mari simak kisahnya!

Masyarakat Suku Polahi tinggal di pedalaman hutan Gunung Boliyohuto, Gorontalo. Mereka lari mengasingkan diri ke dalam hutan karena menolak dijajah.

Masyarakat Polahi yang tinggal di bagian terdalam di hutan gunung Boliyohuto masih menghindari dunia luar. Namun masyarakat terluar yang berada di kaki gunung kini mulai beradaptasi dengan lingkungan sekitar di luar kelompok mereka.

Antropolog dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Yowan Tamu menjelaskan ada dua hal yang menjadi sejarah terbentuknya masyarakat Polahi. Yakni masyarakat Gorontalo yang menolak dijajah.

"Pertama, jadi dulu kita kan memang banyak daerah jajahan. Jadi mereka memang lari ke hutan," ujar Yowan kepada detikSulsel, Jumat (26/8/2022).

Hal kedua adalah masyarakat Polahi awalnya adalah orang Gorontalo yang memiliki mata pencaharian mencari rotan di tengah hutan. Sehingga mereka terbiasa untuk masuk ke dalam hutan.

"Selain itu mereka sebenarnya itu pencahariannya rotan. Mereka terbiasa mencari rotan di hutan. Ada benang merah dari keduanya yang bisa kita tarik untuk mengetahui sebenarnya kenapa sampai suku Polahi itu muncul. Kalau kita bicara tentang sejarahnya ya," kata Yowan.

Dia menyebut masyarakat suku Polahi sudah mengasingkan diri sejak masa pemerintahan Raja Eyato, tahun 1673 hingga 1679 masehi. Mereka lalu menciptakan peradaban sendiri yang kemudian terlanjur hidup dalam kondisi terisolasi.

Yowan lanjut menjelaskan Polahi merupakan bagian dari suku Gorontalo, yang kemudian mengasingkan diri dan tertutup terhadap dunia luar. Sehingga mereka tidak berkembang mengikuti perkembangan zaman.

"Jadi memang Polahi ini notabene orang Gorontalo. Nah mereka masyarakat yang berawal rela mengasingkan diri di tengah hutan karena tidak menginginkan hidup dalam kungkungan dari penjajahan. Makanya mereka lari mengasingkan diri. Akhirnya karena sudah mengasingkan diri jadi mereka tidak bisa mendapatkan informasi apapun lagi yang terjadi di luar kelompok mereka," dia menjelaskan.

Sementara itu Antropolog Gorontalo lainnya Funco Tanipu mengatakan awal terjadinya tradisi perkawinan sedarah di masyarakat suku Polahi adalah mereka hidup berkelompok dalam satu keluarga di dalam hutan. Sehingga interaksi mereka hanya pada kelompok tersebut yang masih bersaudara.

"Awalnya, mereka adalah orang Gorontalo yang melarikan diri ke tengah hutan saat penjajahan, lalu mereka hidup berkelompok dalam satu keluarga," kata Funco Tanipu, Senin (29/8).


-----

Artikel ini telah naik di detikSulsel dan bisa dibaca selengkapnya di sini.



Simak Video "Menikmati Suasana Damai Dan Tenang di Pulau Saronde yang Memukau, Gorontalo"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/fem)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA