Suku Mandar, Suku Pelaut Hebat dari Sulawesi Barat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Suku Mandar, Suku Pelaut Hebat dari Sulawesi Barat

Edward Ridwan - detikTravel
Kamis, 01 Sep 2022 13:41 WIB
Lomba Perahu Sandeq atau Sandeq Race kembali digelar di Sulawesi Barat (Sulbar). Ada 35 perahu tradisional khas Suku Mandar yang berlayar mengarungi samudra menuju Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Perahu Sandeq khas suku Mandar. Foto: Lomba Perahu Sandeq. (Dok. Ist)
Makassar -

Disebutkan bahwa nenek moyang orang Indonesia adalah pelaut. Nah, Suku Mandar merupakan salah satu suku yang dikenal akan keahliannya menaklukan lautan.

Suku Mandar merupakan kelompok etnis terbesar kedua di Pulau Sulawesi setelah Bugis. Dulunya, suku ini tergabung dalam suku-suku utama di Sulawesi Selatan seperti Bugis, Makassar dan Toraja, hingga akhirnya Sulawesi Barat berdiri sebagai provinsi pada tahun 2004.

Anggota kelompok etnis suku Mandar tak hanya berada di Sulawesi Barat. Mereka juga menyebar di beberapa wilayah lain, termasuk di antaranya yaitu wilayah Kalimantan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal-Usul Suku Mandar

Dilansir dari buku "Polewali Mandar, Alam. Budaya. Manusia" yang diterbitkan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Polewali Mandar, disebutkan bahwa suku Mandar terbentuk sejak abad 16.

Suku Mandar terbentuk setelah adanya persekutuan antara 7 kerajaan di pesisir (Pitu Baqbana Binanga) dengan 7 kerajaan di pegunungan (Pitu Ulunna Salu).

ADVERTISEMENT

Tujuh kerajaan pesisir meliputi kerajaan Balanipa, Sendana, Pamboang, Banggae, Tappalang, Mamuju, dan Binuang. Sementara kerajaan pegunungan meliputi kerajaan Rantebulahang, Aralle, Tabulahang, Mambi, Matangnga, Tabang, dan Bambang.

Keempat belas kerajaan ini sepakat untuk bersatu dan membentuk persekutuan suku bangsa yang dapat saling menguatkan dan melengkapi. Inilah yang menjadi asal usul terbentuknya suku Mandar.

Latar Belakang Nama Mandar

Hingga saat ini, asal-usul nama Suku Mandar masih menjadi perdebatan. Para sejarawan dan budayawan Sulawesi Barat belum mencapai kesepakatan mengenai penggunaan nama Mandar.

Sebagian menyebutkan bahwa nama 'Mandar' berasal dari kata 'Sipamandar' yang berarti saling melengkapi. Diperkirakan kata ini muncul dari persekutuan keempat belas kerajaan pada tahun 1580 lalu.

Namun hal ini dibantah oleh sejumlah literatur yang menyebutkan bahwa kata Mandar telah ada jauh sebelum persekutuan itu terjadi. Kata ini dapat dilihat di peta-peta Eropa tahun 1534-1540 yang memuat kata Mandar pada catatan pendaratan pertama pedagang Portugis di Pulau Sulawesi pada tahun 1530.

Kemudian sebagian lagi menyebutkan bahwa kata Mandar berasal dari nama sungai di Balanipa yang bernama Sungai Mandar atau sekarang dikenal dengan sungai Tinambung. Saat persekutuan terjadi, dipercaya bahwa Kerajaan Balanipa merupakan kerajaan yang memiliki pengaruh politik cukup kuat. Sehingga nama persekutuan itu dikenal dengan Mandar.

Sejarah Suku Mandar sebagai Pelaut Hebat

Sejak zaman dahulu, orang-orang suku Mandar telah dikenal sebagai pelaut ulung. Hal ini tercatat dalam berbagai sumber literatur kuno yang menceritakan kehebatan suku Mandar dalam hal-hal yang berkaitan dengan laut. Mulai dari pengetahuan mengenai teknologi pembuatan perahu hingga pengetahuan kelautan dan pelayaran.

Dalam salah satu literatur yang ditulis oleh L.J.J. Caron, tertuang jalur pelayaran yang sering dipakai oleh suku Mandar. Begini bunyi tulisan tersebut:

"De Mandarezen toch bevaren meest de route: Mandar-Singapore-Mandar-Borneo en Mandar-Singapore-Mandar-Molukken," tulis Caron dalam bahasa Belanda.

Tulisan tersebut memiliki arti, "Orang Mandar paling banyak mengarungi rute Mandar-Singapura-Mandar-Borneo dan Mandar-Singapura-Mandar-Maluku,"

Tidak hanya itu, dalam Memorie Leijdst, Assistant Resident van Mandar (1937-1940) ditemukan catatan mengenai jalur-jalur pelayaran yang ditempuh oleh pelaut-pelaut Mandar sebelum masa penjajahan Belanda. Dalam tulisan itu disebutkan bahwa jalur pelayaran suku Mandar tidak hanya sampai Maluku, tetapi hingga ke Papua Nugini.

Artikel ini telah tayang di detikSulsel. Baca selengkapnya di sini.




(ysn/ysn)

Hide Ads