Viral di Sosmed, Ada Lho yang Dibayar Mahal untuk Tidak Melakukan Apa-apa

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 09 Sep 2022 08:12 WIB
Sosok Shoji Morimoto, dibayar untuk tidak melakukan apa-apa (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta -

Jepang seolah punya fenomena baru yang bikin tercengang. Kali ini, seorang pria viral gegara dibayar mahal tanpa perlu melakukan apa-apa.

Pria yang viral gegara pekerjaan tanpa melakukan apa-apa itu bernama Shoji Morimoto. Aksinya menjadi populer di mata netizen setelah dia mengungkapkan dibayar 10.000 yen per jam atau setara Rp 1 juta untuk pekerjaannya. Dia menemani klien ke mana pun tanpa melakukan hal khusus di waktu itu.

"Pada dasarnya, saya menyewakan diri sendiri. Pekerjaan saya adalah berada di mana pun klien saya menginginkan saya dan tidak melakukan apa pun secara khusus," kata Morimoto seperti dikutip Japan Today, Jumat (9/9/2022).

Morimoto bilang menangani sekitar 4.000 sesi 'menemani' dalam empat tahun terakhir.

Postur Morimoto biasa saja, bahkan cenderung kurus. Penampilannya juga tidak mencolok.

Dia populer di media sosial. Morimoto memiliki pengikut di Twitter hampir 250 ribu. Dari Twitter pula dia mendapatkan sebagian besar klien. Bukan sekali dua kali, tetapi ada pula yang menjadi langganan. Ada lho yang telah mempekerjakannya hingga 270 kali.

Kendati dibilang tidak melakukan apa-apa, Morimoto memiliki tugas yang unik. Dia melakukan apa yang diinginkan pelangganya. Sebagai gambaran ada lho yang memintanya melampaikan tangan sambil tertawa kepada traveler yang mengunjungi Dufan.

Pekan lalu, Morimoto 'bekerja' untuk Aruna Chida, seorang analis data berusia 27 tahun yang mengenakan sari, baju tradisional India, mengobrol ringan sambil minum teh dan kue.

Chida ingin mengenakan pakaian India di depan umum tetapi khawatir itu teman-temannya akan mengejek dia. Jadi dia menyewa Morimoto untuk jadi sahabatnya.

"Dengan teman-teman saya, saya merasa harus menghibur mereka, tetapi dengan menyewa Morimoto, saya tidak merasa perlu untuk mengobrol," kata pria berusia 38 tahun itu.

Tidak melakukan apapun bukan berarti Morimoto akan melakukan apapun. Ia telah menolak tawaran untuk memindahkan lemari es dan pergi ke Kamboja, dan tidak menerima permintaan apapun yang bersifat seksual.

Dulunya Karyawan di Penerbitan

Sebelum Morimoto melakukan pekerjaan tidak ngapa-ngapain itu, dia adalah karyawan di sebuah perusahaan penerbitan dan sering diejek, karena "tidak melakukan apa-apa".

"Saya mulai bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika saya memberikan kemampuan saya untuk 'tidak melakukan apa-apa' sebagai layanan kepada klien," kata dia.

Kini, keahliannya tidak melakukan apa-apa itu menjadi satu-satunya sumber pendapatan Morimoto. Dia bisa menghidupi istri dan anaknya. Meskipun menolak untuk mengungkapkan berapa banyak yang dia hasilkan, dia mengatakan menemani satu atau dua pelanggan per hari. Sebelum pandemi, bahkan bisa tiga atau empat per hari.

Pekerjaan Sewa Teman Biasa di Jepang

Bisnis menyewakan orang di Jepang memang lumrah. Sebagai contoh Takanobu Nishimoto.

Dia pendiri Ossan Rental pada 2012. Perusahaan itu merupakan layanan penyewaan pria tua dan bisa diminta untuk membantu melakukan sesuatu, ditemani ke suatu tempat, atau sekadar jadi tempat curhat.

Kata 'ossan' berarti pria paruh baya. Tapi, kata itu sering kali dikonotasikan negatif oleh masyarakat Jepang. Kata itu sering disampaikan dengan nada sedikit menghina untuk mengejek ketimpangan usia yang tak terhindarkan. Tetapi, demografi 'tidak keren' itulah yang menjadi dasar bisnis Ossan Rental.

Persewaan orang pertama yang muncul di Jepang adakah pacar sewaan. Barulah kemudian sewa ossan.



Simak Video "Video: Rencana Jepang Naikkan Pajak untuk Turis Asing"

(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork