Ratu Elizabeth II telah berpulang di umur 96 tahun. Selama menjabat sebagai Ratu Inggris, ternyata dia selalu berpergian keliling dunia membawa stok darah dan baju hitam. Buat apa?
Ratu Elizabeth II dikenal sebagai kepala negara yang paling banyak persiapan sebelum bepergian melakukan kunjungan ke beberapa negara. Salah satu barang yang tidak boleh lupa dibawa oleh sang ratu adalah stok darah.
Ya, ketika melakukan kunjungan ke berbagai negara, Ratu Elizabeth II selalu membawa persediaan darah dalam kantong-kantong yang siap untuk ditransfusikan. Para staf juga harus memastikan persediaan kantong darah aman untuk sang ratu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari The Sun, editor Kerajaan Inggris Adam Heliker pernah menjelaskan bahwa Ratu Elizabeth II selalu membawa darah yang penyimpanannya menjadi tanggung jawab dokter pribadinya. Persediaan darah ini selalu menemaninya dalam tugas maupun tur kerajaan Inggris.
Stok darah itu berguna bila sewaktu-waktu sang ratu mengalami keadaan darurat yang membutuhkan transfusi darah. Apalagi ketika sang ratu pergi ke negara yang akses terhadap fasilitas kesehatannya belum terlalu bagus, seperti daerah terpencil di Afrika atau belahan bumi lainnya.
"Ini berarti bahwa di negara di mana akses cepat terhadap darah tidak terjamin, seperti di daerah terpencil di Afrika, raja dan ratu akan tetap dapat menerima transfusi darah jika diperlukan untuk keadaan darurat medis," kata dia.
Dan ternyata, persediaan darah Ratu Elizabeth II juga rutin diisi ulang menggunakan darahnya sendiri. Ini bertujuan untuk menghindari infeksi apapun dari darah orang lain.
"Dia akan menyimpan persediaan dengan setoran reguler beberapa bulan sebelum perjalanan ke luar negeri," ujarnya.
"Jadi ini seperti seseorang yang melakukan donor darah sukarela. Bedanya, dia akan menjadi satu-satunya penerima jika diperlukan karena darah dari darah biru tidak akan pernah diberikan ke pasien biasa," sambungnya.
Selain wajib membawa kantong darah, ketika bepergian ke luar negeri, Ratu Elizabeth II dan keluarga kerajaan juga harus membawa setelan baju hitam. Ini berguna jika sewaktu-waktu ada keluarga yang meninggal dan mereka harus segera datang.
Aturan ini dibuat berkaca dari peristiwa tahun 1952, ketika ayah Ratu Elizabeth II meninggal saat ia sedang berkunjung ke Kenya. Pada saat itu, sang ratu hanya memiliki gaun musim panas tipis dan harus menunggu ajudannya membawakan pakaian hitam sebelum dapat menemui mendiang sang ayah.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol