Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Jumat, 09 Sep 2022 10:07 WIB

TRAVEL NEWS

Cerita Pelaku Bacha Bazi: Siang Jadi Suami-Ayah, Malam Layani Pria

Putu Intan
detikTravel
URUZGAN PROVINCE, AFGHANISTAN - JANUARY:   Afghan men perform the Bazi dance to a group of policemen in Charchino in Uruzgan province, Afghanistan, January 27, 2013. The performance is based upon the Bacha Boy dances that were common during the Taliban reign when Bacha Boys were prostituted to wealthy men and made to perform. (Photo by Kate Geraghty/The Sydney Morning Herald/Fairfax Media via Getty Images via Getty Images).
Foto: Fairfax Media via Getty Images/The Sydney Morning Herald
Jakarta -

Praktik bacha bazi di Afghanistan seperti prostitusi berkedok hiburan. Pria disuruh menari dan memuaskan nafsu seksual pria lainnya.

Bacha Bazi sudah umum terjadi di Afghanistan. Tradisi ini melibatkan anak laki-laki yang disuruh menghibur pria dewasa lalu berujung pada hubungan seksual. Tak jarang, para pelaku bacha bazi ini mengalami pelecehan dan kekerasan seksual karena dipaksa melakukan hal-hal yang tidak mereka inginkan.

Salah seorang bacha bernama Farhad (bukan nama sebenarnya) bercerita, ia awalnya diperkosa saat remaja oleh beberapa polisi. Setelah kejadian itu, orang tuanya memutuskan pindah rumah tanpa pernah membahas dan melaporkan pemerkosaan itu pada pihak berwajib.

Selain Farhad, temannya yang bernama Ramesh juga menjadi korban pemerkosaan ketika usianya masih 16 tahun.

"Sebuah mobil dengan milisi bersenjata berhenti. Mereka menarik saya ke dalam dan pergi, mengumumkan kepada teman-teman mereka bahwa mereka telah membawa laki-laki yang cantik. Para pria itu kemudian bergantian memerkosa saya," kata Ramesh dilansir dari Reuters.

Ramesh mengatakan, ketika penyerang itu mengantarkannya pulang 3 hari kemudian, keluarga Rames sudah menebak apa yang terjadi.

"Ibuku memukuliku dan ayahku ingin membunuhku," kenang Ramesh.

Beberapa minggu kemudian, keluarga Ramesh pindah dari utara Afghanistan ke ibu kota. Tapi rupanya ia justru terjebak dalam praktik bacha bazi di Kabul.

Rames disuruh menari di pesta-pesta. Ia disebut sebagai bacha bareesh yang artinya anak laki-laki tanpa janggut.

URUZGAN PROVINCE, AFGHANISTAN - JANUARY:   Afghan men perform the Bazi dance to a group of policemen in Charchino in Uruzgan province, Afghanistan, January 27, 2013. The performance is based upon the Bacha Boy dances that were common during the Taliban reign when Bacha Boys were prostituted to wealthy men and made to perform. (Photo by Kate Geraghty/The Sydney Morning Herald/Fairfax Media via Getty Images via Getty Images).Bacha Bazi. Foto: Fairfax Media via Getty Images/The Sydney Morning Herald

Setelah Ramesh menamatkan sekolah, ia mulai berhubungan seks dengan pria demi uang. Akan tetapi, ia juga menikah dan telah memiliki 3 anak. Saat ini, Ramesh membesarkan ketiga anaknya dari pendapatan sebagai pekerja seks.

"Saya menyadari banyak pria ingin tidur dengan saya dan saya membutuhkan uang. Saya mulai pulang dengan orang-orang dan mulai tertarik pada mereka. Beberapa menjadi klien dan membayar saya. Yang lain adalah teman untuk berhubungan seks," kata dia.

Menurut kandidat doktor di Universitas Yale, Ali Abdi telah meneliti hubungan sesama jenis di Afghanistan sejak 2016. Kata dia, ada ratusan mantan penari laki-laki di Kabul yang mencari nafkah sebagai penari atau pekerja seks.

Abdi membeberkan korban pelecehan seksual dan mantan penari laki-laki umumnya menjalani kehidupan yang rumit dan membingungkan.

Misalnya Farhad. Ia mengatakan ingin menjalani operasi ganti kelamin karena ia ingin hidup sebagai wanita. Akan tetapi ia malah menikah dengan wanita dan menjalani kehidupan dengan gender ganda.

"Masyarakat Afghanistan memberi banyak tekanan pada orang-orang seperti kami. Kami terus-menerus khawatir, terus-menerus bersembunyi," ujarnya.

Selanjutnya: terjebak peran suami-ayah dengan pekerja seks

Selanjutnya
Halaman
1 2
BERITA TERKAIT
BACA JUGA