Ketika berusia 13 tahun, keluarga Habib tak mengakuinya. Ia lalu kabur bersama kekasihnya ke Peshawar. Mereka melarikan diri dari Taliban.
"Di sana saya belajar menari. Kami bisa melakukan segalanya di sana. Saya bisa berpakaian seperti wanita dan menari," paparnya.
"Di sini, di Kabul, kami tidak bisa berbuat banyak. Saya hanya bisa memberi warna merah di bibir dan menari," ceritanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Taliban jatuh, Habib kembali dan menetap di sebuah hotel kecil dekat Kabul.
"Orang-orang menuduh kami homoseksual dan waria. Padahal tidak," ujarnya.
![]() |
"Kami tidak berusaha menjadi wanita, kami hanya penari. Beberapa pria menyukai tarian saya dan memberi saya tip. Tetapi pria lain suka melakukan hal lain dengan saya. Saya harus hati-hati karena mereka berbahaya," kata dia.
Habib tahu modus-modus pelecehan yang bakal dilakukan pelanggannya. Ia juga tidak akan membiarkan dirinya disakiti.
Sementara itu, Habib menjelaskan mengapa banyak laki-laki muda di Afghanistan berpakaian seperti wanita dan banyak juga pria dewasa yang menikmati pemandangan itu.
"Karena pria menyukai wanita dan mereka tidak tersedia. Jadi kami bertindak seperti wanita," katanya.
"Kami mengedipkan mata pada pria kaya di ruangan itu. Kami menggairahkan mereka dan mereka membayar kami," ia melanjutkan.
Sekali lagi, Habib mengatakan bahwa ia normal. Ia juga berulang kali menolak tawaran dijadikan kekasih oleh pria.
"Suatu kali seorang pria menawari saya USD 20.000 untuk menjadi kekasihnya dan berhenti menari. Tapi saya menolak karena saya suka menari. Saya hanya menerima USD 1.000. Sekarang kami bersama. Dia sudah menikah tapi dia masih menyukaiku," tutupnya.
Simak Video "Video: Bom Bunuh diri di Ponpes Pakistan, 6 Orang Tewas Termasuk Ulama Taliban"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol