Beach club atau bar pinggir pantai kini jadi fenomena di Canggu Bali. Di mana ada pantai, di situlah beach club.
Canggu sendiri sudah sangat terganggu dengan banyaknya beach club merajalela. Kebisingan musik saat pesta malam yang digelar membuat warganya tidak betah.
"Supaya Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu ketahui, di area Canggu, hampir setiap malam dalam seminggu, setiap minggu, setiap bulan, sebelum maupun kini setelah pandemi, TIDAK DIMUNGKINKAN manusia beristirahat tidur di malam hari, di jam-jam normal seperti di atas jam 10. Suara menggelegar dari bar-bar terbuka baik di Batu Bolong maupun di Brawa, bersebelahan dengan pura-pura suci Bali, sebegitu kerasnya sehingga membuat kaca-kaca jendela dan pintu bergetar. Lebih parah daripada gempa bumi. Dan gangguan suara ini, berlangsung hampir setiap malam, hingga jam 1, jam 2, jam 3, bahkan kadang jam 4 pagi," tulis petisi yang diunggah oleh P Dian di situs Change.org.
Selanjutnya petisi ini juga menjelaskan bahwa beach club yang ada di Canggu dibangun mepet dengan pura. Pura yang harusnya sakral, terganggu dengan aktivitas turis nakal.
"Supaya diketahui, klub-klub, bar-bar ini terletak langsung di sebelah pura-pura seperti Pura Kahyangan Jagat yang begitu suci, di sebelahnya langsung terjadi tindakan-tindakan tidak senonoh di sekitar bar-bar ini, dari mabuk-mabukan, seks, kencing di area pura dan lain sebagainya yang mungkin lebih buruk lagi," tambahnya.
Turis yang pulang dalam konsisi mabuk sering menyebabkan masalah. Tidak jarang ada perkelahian jam 3 pagi yang bikin warga gerah. Belum lagi kebut-kebutan pengendara sepeda motor yang sudah mabuk dengan akhir kecelakaan fatal sampai meninggal.
"Selain itu, beberapa bar-bar yang berdiri di daerah pantai ini juga menimbulkan masalah lingkungan karena terlalu dekat dengan laut," lanjut petisi.
Sisa sampah party di beach club berserakan di laut. Mereka mabuk dan sembarangan mengotori laut. Padahal warga Bali memiliki kedekatan erat dengan alam, termasuk laut.
"Dengan ini, kami mohon dengan sangat kepada pemerintah untuk segera ditetapkannya peraturan ketat dengan sanksi resmi dan berat, dengan dipantau secara ketat oleh Satpol PP. Kami tidak lagi bisa berdiam diri, karena pulau Bali kita yang indah masih bisa kita selamatkan bersama. Kebudayaan kami yang begitu sakral dilenyapkan oleh pelaku-pelaku hura-hura demi bisnis uang mereka pribadi semata-mata dengan mengorbankan kepentingan ribuan orang lain dan 'basic human rights' kebanyakan orang untuk beristirahat."
Simak Video "Video: Bule Australia Penganiaya Sekuriti Finns Beach Club Jadi Tersangka"
(bnl/bnl)