Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan warga laki-lakinya untuk wajib militer. Namun mereka menolak, seraya berkata: "Kami tak mau mati konyol,".
Warga laki-laki Rusia langsung berebut kabur ke luar negeri karena takut direkrut untuk berperang di Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan akan melakukan mobilisasi wajib militer parsial ke Ukraina pada Kamis (22/9).
Fenomena kaburnya warga Rusia ini terlihat di dua jalur keluar Rusia, baik udara maupun darat. Mereka yang memilih jalur udara bergegas ke bandara, menyebabkan tiket pesawat untuk keluar Rusia langsung ludes terjual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara-negara tetangga bekas Uni Soviet, seperti Armenia, Georgia, Azerbaijan, dan Kazakhstan menjadi tujuan paling populer.
Seorang warga Rusia yang kabur ke Armenia, Dmitri, terlihat hanya membawa satu tas kecil ketika tiba di bandara. Ia mengaku harus meninggalkan istri dan anaknya di Rusia demi menghindari wajib militer.
"Saya tak mau pergi berperang. Saya tak mau mati di perang konyol ini. Ini merupakan perang saudara," ujar Dmitri kepada AFP.
Sementara itu, pria Rusia lainnya, Sergei, terlihat tiba bersama putranya yang sudah beranjak remaja. Terlihat hilang arah, ia mengaku baru saja kabur dari Rusia "karena mobilisasi."
Sergei mengaku takut sewaktu-waktu dipanggil untuk wajib militer mengingat ia dan putranya masih di rentang usia yang masuk kategori wajib militer.
"Situasi di Rusia akan membuat semua orang ingin pergi. Kami memilih tak menunggu untuk direkrut. Saya tidak panik, tapi merasa tak pasti," tuturnya.
Perasaan serupa berkecamuk di hati seorang warga Rusia lainnya yang tiba di bandara Armenia, Alexei. Ia mengaku tak tahu bakal bisa kembali ke Rusia atau tidak.
"Semuanya tergantung situasi," katanya.
Sementara itu, jalur-jalur darat menuju negara tetangga Rusia, seperti Finlandia dan Georgia, juga macet karena warga pria berbondong-bondong kabur.
Penjaga Perbatasan Finlandia melaporkan bahwa arus kendaraan di perbatasan negara mereka dengan Rusia "makin intens" sejak Rabu malam hingga Kamis siang.
Pada Kamis sore, jalur penyeberangan dari St Petersburg, Rusia, menuju Vaalima, Finlandia, semakin padat.
Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa pada Kamis sore, empat barisan mobil mengantre. Setiap baris mobil bisa mencapai 150 meter.
Meski sejumlah media sudah memberikan bukti foto warga kabur, juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa kabar ini dilebih-lebihkan.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum