Untuk mengantisipasi tingginya minat terbang, maskapai Hong Kong, Cathay Pacific Airways tengah membuka lowongan pekerjaan untuk 2.000 kru kabin. Dari angka itu baru setengahnya yang terisi.
Mengutip The Strait Times, Jumat (7/10/2022), Cathay menargetkan 2.000 pekerja sampai akhir tahun 2023. Namun hingga hari ini baru setengahnya saja yang mendaftar. Hal ini merupakan tantangan tenaga kerja yang dihadapi maskapai untuk memulihkan penerbangan dari dan menuju Hong Kong.
Cathay mengatakan puas dengan jumlah pelamar sejauh ini, yang dimulai bulan lalu dan berlanjut pada hari Jumat di sebuah hotel di Kowloon.
"Mengingat seluruh industri telah berada dalam mode lockdown selama dua setengah tahun terakhir, menerima lebih dari 1.000 lamaran kerja menurut saya sebenarnya sangat bagus. Ketika sentimen industri berubah dan sentimen perjalanan berubah, kami akan dapat menarik lebih banyak orang," ujar juru bicara Cathay Andy Wong.
Dalam media pemasaran disebutkan kru kabin Cathay bisa membawa pulang sekitar 17.000 dolar Hong Kong (sekitar Rp 33 juta) sebulan jika mereka sanggup mencapai target 90 jam bekerja (jam penerbangan). Bayaran yang menurut Cathay dikatakan sangat kompetitif.
Sebagai perbandingan, pramugari di berbagai maskapai biasanya bekerja 12-14 hari dan mencatatkan 65-85 jam terbang setiap bulannya, itu belum termasuk lembur.
Mengisi kembali jajaran pramugari dan pilot maskapai adalah masalah rumit bagi Cathay, sebuah maskapai penerbangan yang terkena efek berat selama Covid-19.
Jumlah karyawan turun sekitar 40 persen menjadi 16.200 pada Juni dari akhir 2019 karena pemutusan hubungan kerja, pensiun dan pengunduran diri terkait Covid-19, banyak di antaranya didorong oleh pendekatan keras kota Hong Kong untuk menangani pandemi. Cathay juga kehilangan hampir 30 persen pilotnya.
Kekurangan staf ini sudah diperingatkan oleh serikat pilotnya, Asosiasi Perwira Awak Udara Hong Kong. Cathay mengatakan pada perekrutan langsung pada hari Jumat, Cathay memiliki cukup anggota awak kabin untuk operasi saat ini.
Maskapai ini mempekerjakan sekitar 6.000 pramugari, turun dari lebih dari 10.000 pra-Covid-19, tidak termasuk mereka yang bekerja untuk maskapai penerbangan Cathay Dragon yang ditutup.
Chief Customer and Commercial Officer Ronald Lam mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada hari Kamis bahwa maskapai ini setidaknya butuh dua tahun lagi untuk pulih sepenuhnya. Dia memperkirakan kapasitas penumpang Cathay sebelum Covid-19 akan mencapai 100 persen pada akhir 2024 atau awal 2025.
Simak Video "Video 2 Chef Kaliber Michelin Kolaborasi Sajikan Menu Kanton Premium"
(ddn/fem)