Pemerintah berencana menambah panjang proyek kereta cepat hingga Surabaya. Tetapi, saat ini berfokus kereta cepat Jakarta Bandung lebih dulu.
Andai sudah beroperasi, waktu tempuh kereta cepat dari Jakarta ke Surabaya itu cukup singkat. Jika biasanya traveler membutuhkan waktu 9-10 jam dari Jakarta hingga Surabaya dengan berkereta, nanti bisa ditempuh hanya dengan 4 jam.
Saat ini, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tengah dikebut penyelesaiannya oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
GM Corporate Secretary PT KCIC Rahadian Ratry mengakui, rencana pengembangan trase memang ada. Namun, pihaknya masih fokus untuk menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Rencana pengembangan trase memang ada, namun hingga saat ini fokus kami adalah penyelesaian konstruksi dan persiapan operasional KCJB di tahun 2023," kata Rahadian dan dikutip Senin (31/10).
Rencana pembangunan proyek kereta Jakarta-Surabaya sebelumnya diungkap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Badi Karya menyampaikan, dengan hadirnya kereta cepat maka Jakarta-Surabaya bisa ditempuh dalam waktu 4 jam.
Perencanaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya itutengah disusun. Rencananya, kereta cepat Jakarta-Surabaya akan melintasi bagian utara Jawa kemudian melintas ke selatan.
"Kita kawal bener kereta cepat ini. Konsep perencanaannya sedang dilaksanakan sama-sama, karena nggak mungkin tanpa PU kita jalanin. Jadi rencana itu Jakarta, Karawang, Bandung, Kertajati, Purwokerto terus Jogja, Solo, Madiun, Surabaya 4 jam," jelasnya dalam acara Seminar Nasional 'Sustainable Smart Transportation', Kamis (27/10/2022) lalu.
Rencana pembangunan ini juga dibenarkan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Bahkan, Luhut memberikan kode keras dengan mengatakan jika sudah nyaman kenapa harus ganti untuk investor yang akan menggarap proyek tersebut.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sekarang berjalan digarap PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Mengutip situs resmi KCIC, perusahaan ini merupakan patungan antara konsorsium BUMN melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian China melalui Beijing Yawan HSR Co Ltd, dengan bisnis utama di sektor transportasi publik dengan skema business to business (B2B).
"Ya nanti kita lihat saja. Kalau sudah nyaman dengan ini ngapain ganti-ganti. Kan ganti-ganti istri juga nggak mau," kata Luhut.
(acd/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!