The Grand Palace Tetap Ramai Tanpa Turis China, Penuh Sesak Jika Ada

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Thailand

The Grand Palace Tetap Ramai Tanpa Turis China, Penuh Sesak Jika Ada

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 23 Nov 2022 14:10 WIB
The Grand Palace Bangkok
Keramaian di The Grand Palace Bangkok (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Bangkok -

The Grand Palace adalah destinasi wajib bagi turis asing yang datang ke Bangkok, Thailand. Itu adalah kediaman utama para raja dari abad ke-18.

Destinasi itu dikabarkan sepi karena turis China yang masih dikurung pemerintahnya. Seperti diketahui bahwa warga China masih belum bebas bepergian ke luar negeri karena ada sederet syarat dan karantina terkait Covid yang harus dipenuhi.

detikTravel bersama Tourism Authority of Thailand (TAT) melakukan perjalanan ke Chiang Mai, Chiang Rai dan Bangkok pada minggu lalu. Salah satu guide kami, Masukree Kueteh, menjabarkan tentang sumbangsih turis China bagi negaranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dilihat dari pergerakannya turis asing secara umum itu naik. Semenjak kita buka bulan September itu naik terus. Jadi bertambah, kalau kita lihat pergerakan pesawat pun sudah sangat ramai," kata dia.

"Cuma China yang belum masuk karena masih harus dikontrol ketat. Kalau China masuk maka penuh Thailand. Tidak ada tempat di destinasi wisatanya," imbuh dia.

ADVERTISEMENT
The Grand Palace BangkokAntrean loket tiket di The Grand Palace Bangkok (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Pada kunjungan itu, kami juga mengunjungi The Grand Palace Bangkok. Dengan tiket sebesar 500 baht atau Rp 216 ribu, kami bisa mengunjungi vihara, bangunan utama raja menerima tamu dan melakukan prosesi kenegaraan, menonton pertunjukan hingga ke museumnya.

Namun sayang, bangunan utama The Grand Palace Bangkok masih ditutup untuk kunjungan umum. Sebabnya adalah Covid dan penutupannya sudah dari awal pandemi.

Meski demikian, The Grand Palace Bangkok tetaplah ramai dan bahkan sangat ramai jika dibandingkan destinasi serupa yang ada di Indonesia. Sepanjang pengamatan kami, turis yang datang berasal dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, India, Eropa, Amerika hingga Taiwan.

Merekalah yang seperti jadi pengganti turis dari China. Bahkan di Wat Phra Kaew atau Vihara Buddha Zamrud yang terdapat emerald Buddha, begitu sesak di dalam bangunannya.

"Sampai sekarang belum ada lagi turis China. Pasar yang ada sekarang adalah Eropa, Amerika Serikat, Vietnam, Indonesia. China masih 0, ada tapi dari Taiwan dan Makau," kata Masukree.

"Hong Kong masih agak sulit," imbuh dia.




(msl/ddn)

Hide Ads