Afghanistan Negara Paling Berbahaya untuk Dikunjungi Tahun 2023

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Afghanistan Negara Paling Berbahaya untuk Dikunjungi Tahun 2023

Putu Intan - detikTravel
Sabtu, 17 Des 2022 07:12 WIB
Kisah pemandu wisata di Afghanistan
Wisata Afghanistan. Foto: (dok. Hafizullah Kohistani)
Jakarta -

Keamanan adalah faktor terpenting ketika traveler berkunjung ke suatu negara. Afghanistan menempati jajaran tertinggi negara paling berbahaya buat traveling.

Travel Risk Map baru-baru ini merilis status keamanan setiap negara di dunia. Penilaian tingkat keamanan negara itu dikerjakan Internasional SOS, sebuah firma global yang punya spesialisasi di bidang keamanan dan medis.

Travel Risk Map sebenarnya sudah dibuat sejak 2015. Namun baru mulai tahun ini, International SOS menggunakan indeks lain untuk mengukur keamanan yakni gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, gangguan makan, depresi dan skizofrenia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tingkat keamanan negara ditentukan dari ancaman akan kekerasan politik, terorisme, kerusuhan sosial, kejahatan kecil, dan faktor lainnya. Dari hall-hal tersebut, didapatkan hasil negara-negara berisiko ekstrem untuk 2023 adalah Afghanistan, Irak, Mali, Somalia, Suriah, dan Ukraina.

"Negara-negara ini memiliki ancaman serius akan serangan kekerasan oleh kelompok bersenjata yang menargetkan pelancong dan penerima tugas internasional," tulis situs itu.

ADVERTISEMENT

Sebenarnya Ukraina termasuk negara dengan risiko sedang, namun peringkatnya naik menjadi ekstrem setelah diinvasi Rusia.

Sementara itu, negara berisiko rendah atau dengan kata lain aman adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan sebagian besar negara Eropa.

Sementara itu dalam kategori medis, negara berisiko rendah adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan sebagian besar Eropa Barat. Negara ini dinilai memiliki penanganan COVID-19, penyakit menular, dan kualitas pasokan farmasi yang baik.

Sedangkan untuk negara risiko rendah dalam kategori medis adalah Afghanistan, Haiti, Mali, Nigeria, Libya, Korea Utara, Somalia, dan Suriah.

Negara-negara yang mendapat skor tinggi dalam keselamatan dan keamanan medis mendapat peringkat rendah dalam kategori kesehatan mental dan sebaliknya.

Indeks tersebut menunjukkan bahwa antara 15% dan 17,5% orang mengalami masalah kesehatan mental di Eropa Barat dan sebagian besar Skandinavia. Di sisi lain, 17,5% hingga 20% mengalami masalah kesehatan mental di Australia, Greenland, Spanyol, dan Selandia Baru.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari tujuh orang di dunia menghadapi setidaknya satu gangguan mental atau penyalahgunaan zat. WHO mengungkapkan bahwa tingkat kecemasan dan depresi meningkat sebesar 25% selama tahun pertama pandemi COVID-19.

Dr. Irene Lai, direktur medis di International SOS mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Dengan meningkatnya risiko perjalanan dan kesehatan di banyak wilayah, penting bagi organisasi untuk juga fokus pada mitigasi dampak berkelanjutan dari masalah kesehatan mental."

Lai melanjutkan, "meskipun masalah medis akut lainnya yang mungkin berdampak signifikan sering muncul, masalah kesehatan mental tetap menjadi latar belakang dan tidak dapat diabaikan."




(pin/fem)

Hide Ads