Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Rabu, 18 Jan 2023 07:44 WIB

TRAVEL NEWS

Aturan Baru di Afghanistan, Wajah Maneken di Toko Baju Harus Ditutup

Femi Diah
detikTravel
Jakarta -

Maneken di toko-toko pakaian di Kabul, Afganistan terlihat aneh. Sebabnya, wajah maneken-maneken itu ditutup agar tidak terlihat.

Tidak hanya wajah maneken perempuan yang ditutup, tetapi maneken pria juga mendapatkan perlakuan serupa. Rupanya, ada aturan yang mengharuskan pemilik toko untuk menyingkirkan semua maneken atau tampil tanpa kepala sejak Taliban menguasai negara itu pada Agustus 2021.

Dikutip dari Associated Press, aturan tersebut digagas oleh Kementerian Kebajikan, disebut juga kementerian polisi moral Taliban. Mereka mengacu pada interpretasi terhadap Syariat Islam yang melarang adanya patung atau gambar manusia. Kehadiran mereka berpotensi menjadi berhala yang bisa disembah manusia.

Para pemilik toko sempat keberatan dengan keputusan tersebut karena dapat berdampak pada bisnis mereka. Sebabnya, merujuk pengalaman sebagai pemilik toko pakaian, membuat maneken semenarik mungkin merupakan salah satu cara mereka untuk menggaet konsumen berbelanja di toko mereka. Apalagi, perekonomian di Kabul sedang melesu setelah pendudukan Taliban.

Mannequin's heads are covered in a wedding store in Kabul, Afghanistan, Monday, Dec. 26, 2022. Under the Taliban, the mannequins in women's dress shops across the Afghan capital Kabul are a haunting sight, their heads cloaked in cloth sacks or wrapped in black plastic bags. The hooded mannequins are one symbol of the Taliban's puritanical rule over Afghanistan (AP Photo/Ebrahim Noroozi)Wajah maneken di Afghanistan ditutup (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

"Beli gaun pernikahan, gaun malam, atau baju tradisional tidak lagi menjadi prioritas. Orang lebih memikirkan urusan perut dan cara bertahan hidup," ujar Bashir, seorang pedagang pakaian di Kabul.

Dalam prosesnya, pemerintahan Taliban melonggarkan aturan. Para pemilik toko dibolehkan memajang maneken, asalkan wajahnya tak terlihat.

Walau lega larangan maneken dibatalkan, Bashir dan pemilik toko lainnya harus tetap memutar otak demi mencari cara agar maneken di toko mereka tetap terlihat menarik.

"Saya tidak mau begitu saja menutup wajah maneken dengan plastik atau benda jelek lainnya karena akan merusak keindahan jendela toko," kata Bashir.

Untuk menyiasatinya, dia menggunakan kain berbahan senada dengan pakaian yang dipajang untuk menutup wajah maneken. Lain lagi dengan Hakim yang justru mengandalkan bungkus makanan berbahan aluminium.

Efek mengilap dari lembaran tipis tersebut diyakininya dapat menarik perhatian orang yang lewat di depan tokonya.

"Saya ingin mencoba memanfaatkan situasi ini sehingga maneken saya terlihat lebih atraktif dari biasanya," ujar Hakim.

Aziz, seorang pemilik toko baju lainnya, masih heran dan tidak terima dengan aturan yang mengharamkan maneken.

Mannequin's heads are covered in a wedding store in Kabul, Afghanistan, Monday, Dec. 26, 2022. Under the Taliban, the mannequins in women's dress shops across the Afghan capital Kabul are a haunting sight, their heads cloaked in cloth sacks or wrapped in black plastic bags. The hooded mannequins are one symbol of the Taliban's puritanical rule over Afghanistan (AP Photo/Ebrahim Noroozi)Maneken dengan wajah tertutup di butik di Afghanistan Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi

"Semua orang juga tahu fungsi maneken dan tidak ada yang mau menyembahnya. Di semua negara Muslim, maneken hanya dipakai untuk memajang pakaian," kata dia.

Maneken di Kabul bebas didandani dengan baju apapun, mau itu dengan gaun terbuka yang mengekspos tangan, atau baju tertutup yang syar'i selama wajahnya ditutup. Maneken berbaju pria pun demikian, boleh tampil asalkan wajahnya tak terekspos.

"Saya seperti melihat diri saya di balik jendela toko-toko ini, seorang perempuan Afghanistan yang tak dijamin hak-haknya," ujar seorang konsumen.

(fem/fem)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA