Penyebab kecelakaan Yeti Airlines terus ditelurusi. Black box sudah ketemu, perekam data pun siap dianalisis.
Dilansir dari AP News, kotak hitam Yeti Airlines, yang jatuh di Pokhara pada Minggu (15/1/2023) telah ditemukan dua hari setelah kecelakaan. Pihak berwenang kemudian mengirimkan perekam data pesawat ke Prancis.
Langkah itu dilakukan karena jenis pesawat ATR-72 yang digunakan Yeti Airlines merupakan pabrikan Prancis, sehingga di negara itulah penyelidikan paling sip soal penyebab kecelakaan pesawat bisa dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada dua data yang dihasilkan dari kotak hitam, yakni perekam suara dan perekam data penerbangan. Perekam suara akan dianalisis secara lokal.
"Sementara perekam data penerbangan dikirim ke Prancis," kata Jagannath Niraula, juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nepal.
Badan Investigasi Kecelakaan Udara Prancis mengonfirmasi ikut serta dalam penyelidikan dan perwakilannya sudah ada di lokasi kecelakaan.
Sampai saat ini, pihak berwenang mengatakan bahwa penyebab kecelakaan itu masih belum jelas. Pakar penerbangan mengatakan tampaknya pesawat mengalami stall saat mendekati bandara, namun masih belum pasti.
"Entah itu karena kehilangan tenaga, atau salah menilai energi, arah, atau profil pendekatan pesawat, dan mencoba untuk mengubah energi atau pendekatan, sikap pesawat itu kemungkinan akan mengakibatkan terhentinya aerodinamis dan hilangnya ketinggian dengan cepat, ketika sudah mendekati tanah," kata Bob Mann, seorang penerbangan analisis dan konsultan.
Penerbangan itu membawa 68 penumpang dan 4 awak kabin. Kini 71 jenazah telah ditemukan, 1 korban lagi masih dalam pencarian.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan