Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Jumat, 20 Jan 2023 15:35 WIB

TRAVEL NEWS

Jenama Ini Berfokus pada Tenun yang Ramah

Weka Kanaka
detikTravel
Tenun ramah lingkungan Torajamelo di Sarinah
Tenun ramah lingkungan (Foto: Weka Kanaka/detikcom)
Jakarta -

Indonesia sudah memiliki produk fashion yang terkenal di mancanegara dengan adanya batik. Tapi tak hanya batik, tenun di Indonesia pun memiliki keindahannya tersendiri dan sudah mulai dikenal juga diminati oleh kalangan lokal dan mancanegara.

Berangkat dari itu, Torajamelo selaku brand fashion berinisiatif untuk mendorong dan lebih mengenalkan kain tenun ke kalangan publik lokal dan internasional. Selain aktif bergerak untuk mengenalkan kain tenun, brand ini pun aktif untuk mendukung Sustainable Development Goal's (SDG's).

Jadi, jenama ini juga ikut memberdayakan ibu-ibu dan anak muda yang kurang mendapatkan akses ekonomi untuk dibimbing menjadi penenun. Mereka bahkan mengklaim telah bekerja sama dengan 1.100 lebih penenun perempuan dari berbagai kelompok masyarakat di Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.

Bahkan dari data yang mereka miliki, sejak berdiri pada tahun 2008, mereka telah menginvestasikan dana sebesar 600 ribu USD untuk pelatihan, pengembangan, dan manajemen pengetahuan komunitas penenun.

Mereka pun mengusung konsep slow fashion yang berkelanjutan, dengan cara memperhatikan alur supply chain dan produksi yang mereka lakukan. Torajamelo mempertahankan produksi tenun dengan menggunakan alat tenun lama yang merupakan warisan antar generasi selama bertahun-tahun.

Selain itu produk yang dihasilkan pun dengan menggunakan serat alam dan teknik pewarnaan yang alami. Langkah ini diambil agar terciptanya produk yang bertanggung jawab terhadap alam.

Hal tersebut dijelaskan pula oleh Ester Dagomez, perwakilan Torajamelo yang berasal dari Kabupaten Manggarai NTT. Dirinya mengakui bahwa dulu sebelum bekerjasama dengan Torajamelo penenun menjualnya tidak menentu dan tidak ada kisaran harga yang tetap. Hal tersebut karena setiap pengrajin menggunakan jenis benang yang berbeda-beda dan biasanya menggunakan benang yang sintetis.

"Selain itu yang muda-muda pada malas menenun awalnya, 2 tahun riset di Kabupaten Manggarai, Kecamatan Ciba, akhirnya dilatih dari produk dan juga terkait penjualan," Ester menambahkan.

Selain itu terdapat penenun yang baru saja menggeluti dunia tenun dan tergabung dengan Torajamelo, Siska. "Tujuannya untuk menafkahi diri sendiri dan berharap orang lain termotivasi lah. Kalo apa yang kita lakukan ini tujuannya baik," jelas Siska.

Torajamelo pun bekerjasama dengan Sarinah dalam event bertajuk Sarinah Duty Free. Mereka menyediakan secara langsung praktik tenun dari tanggal 19 Januari hingga 29 Januari 2023.

Dengan hadirnya Torajamelo yang membawa segudang misi berkelanjutan dan terbilang sukses secara produk dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini bisa menjadi rujukan bagi siapapun untuk tak hanya menampilkan keindahan dalam fashion, tapi juga turut memperhatikan misi berkelanjutan untuk sesama.



Simak Video "Diduga Hina Batik, Pendukung Sayap Kanan Inggris Tuai Kecaman"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/msl)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA