Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, merespons isu sejumlah hotel di Bali yang dijual saat tidak lagi pandemi. Dia bilang itu lumrah saja.
Isu penjualan hotel itu dikaitkan dengan prediksi wisata Bali sulit kembali seperti sebelum pandemi. Cok Ace menampiknya.
"Kalau saya katakan banyak, sebenarnya dari dulu hotel dijual pun sudah ada dan sebelum COVID-19 pun ada. Bahkan, ada yang hobinya memang menjual-jual hotel jadi, itu tidak usah kita pikirkan," kata pejabat yang akrab disapa Cok Ace itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cok Ace menjelaskan hingga saat ini, baik pemerintah pusat maupun provinsi, terus bekerja keras dalam membangkitkan pariwisata Bali.
Cok Ace berharap pelaku pariwisata di Bali dapat bersabar hingga akhirnya Bali dapat pulih seperti sebelum pandemi.
Dia membeberkan jumlah kunjungan wisatawan di tahun 2022 hanya 2,2 juta orang. Sementara di tahun sebelum COVID-19 kunjungan wisatawan mencapai 6,3 juta.
Sementara itu, Bali memiliki 140 ribu kamar hotel.
"Jujur saya harus katakan, kalau sekarang target kunjungan wisatawan kita 4,5 juta dan jumlahnya baru 70 persen dari kondisi kita sebelumnya. Jumlah ini kan linier inline dengan jumlah kamar di Bali. Dulu saat kunjungan 6,3 juta pun sebenarnya kita masih punya space kamar yang banyak sekali," kata Cok Ace.
Cok Ace juga menyebut tidak memiliki data penjualan hotel selama pandemi COVID-19.
"(Data) Penjualan hotel tidak pernah sampai ke PHRI karena mereka bergerak di bawah semua. Tentunya, itu juga terkait dengan privasi dan tidak pernah terekspos," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua PHRI Bali ini, Senin (23/1/2023).
Di sisi lain, kata Cok Ace berdasarkan informasi dari PHRI Bali saat ini jumlah keterisian kamar hotel mencapai 70 persen.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia