Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Jumat, 27 Jan 2023 22:05 WIB

TRAVEL NEWS

Sejarah Freemason, Organisasi Paling Rahasia Sedunia, Sudah Tahu?

CNNIndonesia
detikTravel
Galeri seni kontemporer Marciano Art Foundation yang dahulu bekas markas Freemason
Foto: Ilustrasi freemason (marcianoartfoundation.org)
Jakarta -

Freemason bisa disebut sebagai organisasi paling rahasia sedunia. Sebenarnya bagaimana sih sejarah kelompok yang sangat eksklusif ini? Simak ya!

Beberapa pihak kerap mengaitkan Freemason dengan teori konspirasi, illuminati, dan organisasi rahasia. Di luar itu, organisasi ini memiliki sejarah panjang yang 'berkabut' dan rumit.

Freemason adalah kelompok persaudaraan yang fokus terhadap nilai moral dan spiritual. Mereka mempromosikan cinta, bantuan dan kebenaran, demikian dikutip dari The Grand Lodge of Scotland.

Freemason menyebar dengan cepat di hampir seluruh penjuru dunia dan disebut memiliki sekitar 6 juta pengikut yang sering disebut Freemasonry atau Mason.

Menurut LiveScience, anggota organisasi ini termasuk politikus, insinyur, ilmuwan, penulis, hingga filsuf. Banyak di antara mereka yang berperan dalam peristiwa dunia, seperti revolusi, perang, dan gerakan intelektual.

Sejarah Pendirian Freemason

Persaudaraan tertua di dunia ini memiliki sejarah 'penuh kabut' dan berliku. The History of Press menuliskan sejarah Freemason umumnya terbagi menjadi dua periode yakni sebelum dan sesudah pembentukan Grand Lodge of England pada 1717.

Sebelum pembentukan Grand Lodge of England, sejarah Freemason tak diketahui dengan pasti. Namun, pakar sejarah asal Inggris, Jessica Harland-Jacobs, mengatakan Freemason muncul dari serikat perajin batu di Eropa abad ke-14 atau sekitar 1300 hingga 1400 M.

"Freemasonry berasal dari serikat perajin batu di Eropa abad pertengahan," kata Jacobs, seperti dikutip Live Science.

Beberapa sumber mengatakan serikat perajin batu itu pertama kali muncul di Skotlandia pada 1599. Serikat-serikat itu berperan dalam membangun sejumlah arsitektur di Eropa. Beberapa di antaranya Notre Dame di Prancis dan Westminster Abbey di Inggris.

Para Anggota Harus Menjaga Rahasia

Sebagaimana serikat pekerja di masa itu, serikat pengrajin batu tersebut menjaga rahasia mereka dan selektif dalam merekrut anggota.

Untuk menjadi anggota baru, kandidat perlu melewati beberapa tahap. Mereka harus mengikuti pelatihan jangka panjang, mempelajari kerajinan, matematika, dan arsitektur tingkat lanjut.

The Eye of Providence pada 1 Dolar AS. (Danu Damarjati/detik.com)The Eye of Providence pada 1 Dolar AS Foto: The Eye of Providence pada 1 Dolar AS. (Danu Damarjati/detik.com)

Serikat pekerja ini juga memberikan perlindungan, upah, kualitas kontrol atas pekerjaan yang dilakukan, dan hubungan sosial yang penting untuk para anggotanya.

Anggota serikat kerap berkumpul di loji (lodge), semacam pondok. Tempat ini berfungsi sebagai markas besar dan menjadi arena sosialisasi serta diskusi bagi sesama anggota Mason.

Namun, setelah kapitalisme dan ekonomi pasar bangkit pada abad ke-16, Freemason mulai terguncang. Untuk menambah anggota dan mengumpulkan dana, serikat ini mulai merekrut orang yang bukan pengrajin batu.

Mulanya, orang-orang yang baru direkrut merupakan kerabat anggota. Perlahan, banyak orang asing, orang kaya, atau yang memiliki status sosial tinggi turut bergabung.

Banyak dari anggota baru ini adalah "orang terpelajar" yang tertarik pada tren filosofis dan pengetahuan yang mengubah lanskap intelektual Eropa pada saat itu.

Bentuk Freemasonry modern itu tak lagi menekankan pada pengerjaan batu atau bangunan. Mereka juga tak lagi mewajibkan pertemuan di loji.

"Freemasonry seperti yang kita kenal sekarang tumbuh dari awal abad ke-18 di Inggris dan Skotlandia," katanya.

Freemasonry lalu menyebar dengan cepat ke seluruh benua. Loji-loji Masonik pun mulai berdiri di Spanyol, Portugal hingga Rusia.

Pada akhir abad ke-18, Freemasonry membawa label sosial yang cukup besar.

"Menjadi seorang Mason menandakan bahwa Anda berada di garis depan pengetahuan," demikian label mereka.

The Eye of Providence versi Kristiani (www.ancient-symbols.com)The Eye of Providence versi Kristiani Foto: The Eye of Providence versi Kristiani (www.ancient-symbols.com)

Hingga saat itu, anggota Freemason adalah laki-laki. Mereka melarang perempuan menjadi bagian organisasi ini karena meyakini perempuan tak bermoral.

Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak perempuan yang berperan aktif dalam organisasi ini, terutama di Eropa. Pada 1740-an, loji di Prancis menerima perempuan dan laki-laki dalam ruang yang sama. Tahun-tahun selanjutnya, loji serupa muncul di Belanda dan AS.



Simak Video "Rusia Labeli Meta Mark Zuckerberg Sebagai Organisasi Teroris-Ekstremis"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA