Atas informasi seorang warga yang berprofesi sebagai penggali kubur, di area makam didapati pola keletakan bata membentuk bujursangkar kurang lebih 6 meter persegi. Di sana di bawah pohon beringin ditemukan sisa batu candi yang sekarang dikenal sebagai punden keramat 'Mbah Kepolo'. Oleh karena itu makam lama ditengarai adalah sisa dari situs bangunan suci candi.
![]() |
Sementara penelusuran di tenggara makam 'Kebon Toro', didapati situs struktur bata yang memanjang sekitar 92,25 meter, dan di area makam 'Kebon Toro' ditengarai terdapat struktur bata. Ukuran bata di daerah ini ada 2 jenis, yaitu yang ukuran lebar 21 sentimeter, tebal 7 sentimeter, sementara panjang tidak diketahui karena tidak mendapati bata yang ukuran utuh, dan ukuran lebar 18 sentimeter, tebal 6 sentimeter, dan panjangnya tidak diketahui.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut interpretasi Suwardono, situs di area makam 'Kebon Toro' merupakan tanah sΔ«ma yang dimaksud di dalam Prasasti Gadang dan tentunya prasasti itu dahulunya berasal dari sana.
![]() |
Lebih jauh Rakai Hino Galeswangi menjelaskan bahwa Dhapunta Bulanawijaya diduga seorang tokoh keagamaan di Gadang yang berjasa kepada raja, sehingga mendapat anugerah tanah sΔ«ma di Gadang.
Kata 'Dhapunta' berarti yang dipertuan atau mpungku atau mpu. Penerima anugerah sΔ«ma di suatu desa dengan sendirinya menjadi kepala sΔ«ma di desa tersebut.
Sejak ditetapkannya Prasasti Gadang tanggal 3 kresnapaksa hari Was (paringkΔlan) Kaliwuan (pasaran) Soma wuku Wuyai tahun 1307 Εaka atau ekuivalen dengan hari Senin Kliwon tanggal 24 Juli 1385, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan pemerintahan dan sosial keagamaan Desa Gadang menjadi kewajiban dan hak Dhapunta Bulanawijaya sebagai kepala sΔ«ma, bukan lagi menjadi tanggungjawab dan hak para rΔma (para tetua) Desa Gadang.
![]() |
Zaman dahulu hingga pada masa sistem pemerintahan kerajaan, desa tidak dipimpin oleh seorang kepala desa, tetapi dipimpin secara bersama oleh para rΔma (para tetua desa). Atas pergantian sistem kepemimpinan desa dari beberapa orang rΔma kepada satu orang kepala daerah sΔ«ma, tentunya dapat digunakan sebagai tanda berdirinya atau tΔtΔngΔr Hari Jadi Pemerintahan Desa Gadang berdasar Prasasti Gadang, yaitu hari Senin Kliwon tanggal 24 Juli 1385.
"Dengan demikian sejarah pemerintahan Gadang sampai tahun 2023 ini sudah mencapai 638 tahun," kata Suwardono.
Simak Video "Video: Pria Rusak Lampu Taman di Malang Ternyata Frustrasi Menganggur-Ditinggal Istri"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!