TRAVEL NEWS
Suka Cita Asia Tenggara Sambut Turis China

Turis China sangat berpengaruh dalam pariwisata dunia, khususnya di Asia Tenggara. Setiap tahunnya, pendapatan negara dari turis China menjadi juaranya, termasuk juga untuk pariwisata Indonesia.
Semenjak diumumkannya pencabutan karantina di China mulai 8 Januari, pariwisata dunia begitu gembira karena ini adalah salah satu momen yang mereka tunggu, kedatangan turis China ke negaranya.
Bagi negara Asia Tenggara, sebut saja Malaysia, Singapura dan Thailand langsung menerima banyak lonjakan setelah pengumuman tersebut. Mereka tidak menerapkan syarat apapun kepada turis China bila berkunjung ke negaranya. Langkah ini sedikit berbeda dengan Jepang dan Korea Selatan yang meminta membatasi penerbangan dan terus melaksanakan pengujian virus terhadap turis China.
Para pengusaha tur juga bersiap menyambut kedatangan turis China. Dilansir dari South China Morning Post, Senin (30/1/2023) Suen Tat Yam, pendiri Monster Day Tours di Singapura, mengatakan tantangan langsung dari kedatangan turis China adalah merekrut dan melatih banyak pemandu wisata berbahasa Mandarin sebelum mereka tiba.
"Semua orang di sektor pariwisata telah mengantisipasi langkah ini, dan semuanya akan merekrut secara agresif, bukan hanya kami," katanya.
Namun rasa was-was atas penyebaran Covid juga menyalip di tengah kegembiraan tersebut. Beberapa negara pun langsung pasang kuda-kuda, meminta negatif Covid bagi siapapun yang terbang dari China.
Pada awal Januari, media sosial Malaysia dihebohkan dengan kedatangan turis China yang membayangi. Operator tur Justin Lee mempertanyakan ketergesaan untuk mengizinkan turis China kembali saat ekonomi Malaysia mulai stabil setelah beberapa tahun yang suram akibat penguncian dan pembatasan pergerakan.
"Kami sudah cukup makan sekarang dan tidak perlu terburu-buru mengambil risiko," tulisnya di Facebook. "Jika kembalinya turis Tiongkok menyebabkan kami kembali terkunci, siapa yang akan bertanggung jawab?"
Sekarang fokus akan beralih ke pembukaan kembali perjalanan keluar pada 6 Februari antara China dan daftar awal 20 negara, termasuk Singapura, Malaysia, Uni Emirat Arab, Rusia, Selandia Baru, dan Swiss.
Di Hong Kong, pembukaan kembali perbatasan menimbulkan optimisme di kalangan sektor ritel kota. Namun pengamat industri telah memperingatkan terhadap kegembiraan yang berlebihan. Karena bagaimanapun pasar ritel kemungkinan akan lambat dan tidak pasti karena melonjaknya infeksi Covid-19 di daratan.
Namun tetap saja, mereka berusaha berpikiran positif dalam peluang yang terjadi di masa depan. Seperti yang dikatakan Nicolas Aguzin, CEO Bursa dan Kliring Hong Kong, di sebuah panel selama Forum Ekonomi Dunia di Davos minggu lalu, pembukaan kembali China adalah 'katalisator paling positif untuk pasar global yang ada pada tahun 2023'.
Bagaimana di Indonesia?
Di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia telah membuka pintu masuk bagi turis asing, termasuk dari China. Bahkan, kata Jokowi, pada awal Februari 2023, turis dari China akan ramai mengunjungi Manado, Sulawesi Utara.
"Kita harapkan turis mancanegara bisa kembali lagi ramai dan masuk ke Manado, ke Sulawesi Utara, khususnya juga ke Bunaken. Ya kita membuka untuk turis semua negara tanpa kecuali, termasuk dari China, dari Tiongkok, silakan," kata Jokowi.
Menurutnya, protokol kesehatan itu memang penting, namun pengetatan macam puncak gelombang COVID-19 sudah tidak lagi dilakukan di Indonesia. Isolasi kedatangan warga asing juga tidak lagi dilakukan, "nggak ada, nggak ada lagi (isolasi)," kata Jokowi.
Jokowi sendiri meyakini turis China pun sudah mendapatkan pengecekan ketat sebelum berangkat dari negaranya oleh otoritas setempat. Jadi bisa dipastikan yang bisa keluar negeri hanya lah turis China yang benar-benar sehat dan tidak membawa virus.
Juga di Bali, pasca dibukanya penerbangan charter flight dari China, Pemerintah Provinsi Bali gencar melakukan vaksin booster kedua. Vaksin booster kedua menyasar 13.500 pekerja dari komunitas Bandara I Gusti Ngurah Rai.
"Salah satu pertimbangan kenapa Menteri Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran 02/380 untuk vaksin booster kedua bagi masyarakat umum adalah sudah akan dibukanya penerbangan dari China," ungkapnya usai mengecek vaksinasi yang dihadiri ratusan pekerja di Kantor Otban, Tuban, Kuta, Bali, Senin (30/01/2023).
Simak Video "Alasan Indonesia Tak Wajibkan Turis China Negatif Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/sym)