TRAVEL NEWS
Kisah Penjaga Makam Inggit Garnasih, Tetap Setia Puluhan Tahun Lamanya

Sosok Inggit Garnasih diusulkan menjadi pahlawan nasional. Kisah penjaga makam Inggit, Oneng memberikan pelajaran akan arti kesetiaan.
Inggit Garnasih lahir di salah satu desa yang berada di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Istri kedua Presiden Soekarno ini lahir dari pasangan Ardjipan dan Amsi di Desa Kamasan 17 Febuari 1888.
Inggit wafat di usia 96 tahun dan disemayamkan di Pasarean Agung yang berada di TPU Caringin Porib, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat.
Tidak sulit untuk mencari lokasi makam Inggit Garnasih karena posisinya sangat mencolok dibandingkan makam yang lain. Makam Inggit ada di dalam bangunan berbentuk jadul, sekelilingnya terpasang umbul-umbul merah putih. Ada juga bendera merah putih yang dipasang di sebuah tiang yang berdiri di halaman bangunan tersebut.
Tak hanya itu, sebelum masuk untuk melihat makam Inggit, kain berwarna merah dan putih terpasang, jika ingin masuk ke dalam makam, kain tersebut harus dibuka terlebih dahulu.
Makam Inggit Garnasih terbuat dari beton. Di atas nisannya terdapat lambang negara yakni Garuda Pancasila dengan semboyannya 'Bhineka Tunggal Ika'. Selain itu, terdapat sejumlah foto Inggit dan Soekarno yang dipasang di dinding bangunan makam ini.
![]() |
Makam Inggit Garnasih, kini dijaga oleh seorang pria lanjut usia bernama Oneng Rohiman. Pria berumur 83 tahun ini sudah menjadi Juru Pelihara Makam Inggit Garnasih sejak tahun 1984 lalu.
"Dari 1984 sudah di sini, ditunjuk sama Pak Cipto dari Gambelan," kata Oneng kepada detikJabar.
Oneng menyebut, ia menjadi juru pelihara Makam Inggit Garnasih dari sejak muda hingga tubuhnya renta seperti saat ini. Oneng menyebut, ia juga kerap tidur di makam Inggit, seperti diketahui ada space di makam itu yang bisa digunakan untuk beristirahat.
"Di sini, abahnya sakit kaki. Kalau rumah di Kopo Sayati," ujar Oneng.
Pria yang memiliki istri Odah Julaeha (69) dan anak berjumlah 14 orang itu, tinggal bertiga di makam tersebut. Dua orang lainnya masih koleganya yakni Suhendra (40) anak angkatnya dan Tubagus Rahman (41) anak kandungnya.
Oneng memandang, sosok Inggit Garnasih tidak ada duanya. Inggit berperan penting dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
"Orang terbaik, di dunia ini tidak ada yang sebaik seperti Bu Inggit. Solehnya, baiknya, lainnya. Terpuji, menurut abah mah," ungkapnya.
Bahkan menurut Oneng, Rumah Bersejarah Inggit Garnasih yang berada di Jalan Inggit Garnasih No 8 yang dulu dinamai Jalan Ciateul, Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar dijadikan tempat berkumpulnya para pejuang.
"Di rumahnya, untuk pejuang bangsa ini, disediakan makanan, air mentah, air masak, itu bagusnya di situ," kisahnya.
"Sama tetangga gak pernah berselisih, enak dipandangnya, didengarnya juga (cara berbicara)," tambahnya.
Dia juga menyayangkan, keberadaan Makam Inggit Garnasih luput dari perhatian pemerintah karena hanya warga saja yang berkunjung dan bertakziah ke makam ini.
"Orang pemerintah mah enggak ada, masyarakat aja (bertakziah)," ucapnya.
------
Artikel ini telah naik di detikJabar dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
Simak Video "Menengok Klinik Khusus Lansia Inggit Garnasih"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)