Pengelola Balkondes Wanurejo Joko Sulistyo mengatakan peristiwa itu terjadi pada pukul 14.25 WIB. Robohnya bangunan joglo itu terjadi dengan cukup cepat.
"Jadi ketika datang angin kencang, itu dengan jatuhnya genting dari sini (kantor), terus habis itu langsung pendopo utama ambruk," kata Joko kepada detikJateng di lokasi kejadian, Selasa (7/2/2023).
Akibat kejadian tersebut, orang-orang yang berada di sekitar balkondes itu panik dan menyelamatkan diri. Mereka lari meski harus terguyur hujan.
"Nah di sini, kita langsung mengevakuasi diri sendiri, hujan-hujan di situ. Kira-kira agak aman, terus kita nyari tempat berteduh," ujarnya.
Bangunan joglo utama yang ambruk tersebut ukuran 8 x 12. Kemudian joglo tersebut dibangun pada tahun 2017.
Selain bangunan pendopo yang ambruk, atap kamar homestay yang ada di balkondes itu juga rusak. Beberapa gentingnya hilang tersapu angin.
"Alhamdulillah pada saat kejadian kosong, nggak ada orang. Nggak ada aktivitas dan pas kosong," tuturnya.
Akibat peristiwa itu, kerugian yang dialami ditaksir mencapai Rp 300 juta. Selain pendopo yang ambruk, beberapa barang mebel di dalamnya juga rusak.
Sementara itu, Camat Borobudur Subiyanto mengatakan bangunan joglo Balkondes Wanurejo roboh karena ada puting beliung. Kejadian ini diawali sekitar pukul 14.00 WIB, dengan hujan deras dan angin.
"Di daerah Borobudur banyak yang terkena musibah puting beliung. Kita urutkan dari Ringinputih ada beberapa titik, terus di Kujon ada pohon roboh, di Sabrangrowo menimpa rumah, terus ke selatan Bumisegoro juga pohon roboh," katanya.
"Kita sudah berkomunikasi dengan FPRB (forum pengurangan risiko bencana), semua FPRB desa turun untuk melakukan penanganan di berbagai titik. Yang paling utama dilakukan pengamanan terkait tegangan listrik yang putus," ujarnya.
***
Artikel ini juga tayang di detikJateng. Selengkapnya klik di sini.
Simak Video "Video: Detik-detik Angin Tornado Menghantam Kota Puerto Varas Chile"
(fem/fem)