Kisah Abah Asep Nugraha, Ketua Adat yang Bikin Jokowi Takjub

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Abah Asep Nugraha, Ketua Adat yang Bikin Jokowi Takjub

bonauli - detikTravel
Jumat, 24 Feb 2023 16:10 WIB
Abah Asep Nugraha, ketua adat Kasepuhan Sinar Resmi
Abah Asep Nugraha, ketua adata Kasepuhan Sinar Resmi (Grandy/detikFoto)
Kabupaten Sukabumi -

Nama Kasepuhan Sinar Resmi mungkin masih asing di telinga traveler. Diam-diam menghanyutkan, desa adat ini sudah meraih penghargaan dari Presiden Jokowi.

Road Trip Lintas Banten-Jawa Barat yang dilakukan detikcom dengan NEW MG HS menjajal beberapa daerah, kali ini pilihan jatuh pada Kasepuhan Sinar Resmi di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Kasepuhan Sinar Resmi masuk dalam kampung adat Kasepuhan Banten Kidul yang masih bertahan hingga kini. Desa adat ini begitu lekat dengan pertanian, bahkan menyakralkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua adatnya bernama Abah Asep Nugraha. Dirinya adalah anak dari ketua adat sebelumnya. Abah Asep menikah dengan Noor Hasanah dan dikaruniai 4 orang anak. Anak pertama bernama Saragosa Gia, Pikamandala, Bianca Rahma Bella dan Berliana Desty. Nantinya jabatan ketua adat akan diturunkan pada anak laki-laki melalui wangsit.

"Jadi enggak tahu entah anak laki-laki pertama atau yang terakhir," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Abah Asep juga mengenalkan soal sejarah dan perjalanan Kasepuhan Sinar Resmi dengan sangat rinci.

"Tahun 1959 desa ini namanya Cikaret, kemudian tahun 2002 berubah jadi Sinar Resmi. Saya ingat tahun 1998 itu belum ada listrik di sini," jelasnya.

Sejak dulu, desa adat ini begitu dekat dengan pertanian. Semua proses mulai dari persiapan tanam hingga panen dilakukan dengan ritual yang sakral.

Kasepuhan Sinar ResmiKasepuhan Sinar Resmi Foto: (Grandy/detikFoto)

"Padi itu dianggap sebagai manusia," ungkapnya.

Berangkat dari filosofi ini, Kasepuhan Sinar Resmi tak main-main saat bertani. Bahkan sebelum padi dipanen, ada proses pelamaran padi untuk meminta ridho dan keikhlasan padi.

Meski hidup dari pertanian, warga di desa ini hanya boleh memanen sekali dalam setahun. Leluhur mengharuskan lahan untuk istirahat setelah panen, agar di tahun berikutnya padi tetap melimpah.

Karena teguh menjalankan budaya ini, Kasepuhan Sinar Resmi bisa dibilang makmur. Lumbung-lumbung padi terisi penuh, bisa awet puluhan tahun.

Kasepuhan Sinar ResmiLumbung Leuit Sijimat Kasepuhan Sinar Resmi Foto: (Grandy/detikFoto)

Ketaatan desa ini membuahkan hasil. Tahun 2016 lalu, Abah Asep dipanggil ke Istana Kepresidenan dalam rangka Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN).

Dari banyaknya desa adat di Indonesia, Kasepuhan Sinar Resmi mendapat penghargaan untuk kategori Pemangku Ketahanan Pangan.

"Seluruh Indonesia ada 76 orang, yang masuk ke istana 15 orang, abah salah satunya," cerita Abah Asep.

Selama di sana, 15 orang yang terpilih hanya bisa mengobrol dengan Presiden selama 45 menit saja. Abah Asep beruntung karena berada di nomor urut dua.

Kami pun penasaran, apa saja yang dibicarakan oleh Abah Asep dan Presiden Jokowi.

"Presiden Jokowi tertarik dengan padi Kasepuhan Sinar Resmi," katanya.

Ketua Adat Abah Asep Nugraha, Kasepuhan Sinar Resmi Abah Asep Nugraha, Ketua Adat Kasepuhan Sinar Resmi Foto: (bonauli/detikcom)

Abah Asep menceritakan kekayaan varietas padi kasepuhan yang jumlahnya sampai 68. Sebagai ketua adat, dirinya ingin agar kasepuhan difasilitasi laboratorium padi.

"Nantinya pengen padi yang ada di lumbung Leuwit Sijimat jadi bahan edukasi dan destinasi budaya plus karuhun," ujarnya.

Dari perbincangan ini, Kasepuhan Sinar Resmi telah menyertifikasi 12 varietas padi yang tumbuh di sana.

"Alhamdulillah sudah 12 varietas yang disertifikasi, tinggal nunggu yang lain," jawabnya.




(bnl/wsw)

Hide Ads