Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Jumat, 17 Mar 2023 10:12 WIB

TRAVEL NEWS

Jam Gadang Kokoh Berdiri, meski Dibangun Tanpa Besi dan Semen

Putu Intan
detikTravel
Jam Gadang di Bukittinggi
Jam Gadang. Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom
Jakarta -

Siapa yang tak kenal Jam Gadang? Ikon Bukittinggi, Sumatra Barat ini hampir 100 tahun berdiri kokoh meski tanpa besi penyangga dan semen.

Jalan-jalan ke Bukittinggi, belum afdal bila tak mampir ke Jam Gadang. Bangunan ikonik sekaligus tempat wisata itu terletak di pusat kota, tepatnya di atas Bukik Kandang Kabau di antara Pasa Ateh dan Komplek Istana Bung Hatta.

Dari jauh, bangunan setinggi 26 meter itu akan tampak jelas. Apalagi lagu-lagu khas Minangkabau yang diputar di sana juga semakin mengundang wisatawan untuk mampir mendekat ke sana.

detikTravel pun tak melewatkan kunjungan ke Jam Gadang ketika singgah di Bukittinggi pada Februari lalu bersama dengan Toyota. Di tengah hujan gerimis, detikTravel masuk ke kawasan Jam Gadang dan bertemu pemandu bernama Surya.

Surya menjelaskan sejarah pembangunan Jam Gadang yang dimulai pada 1924 hingga 1926. Jam Gadang dibuat sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris Fort de Kock pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

Jam Gadang di BukittinggiJam Gadang di Bukittinggi. Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom

Menara Jam Gadang diarsiteki Yazid Rajo Mangkuto. Sementara peletakan batu pertama dilakukan putra pertama Rook Maker yang kala itu masih berusia 6 tahun.

Surya memaparkan, bangunan Jam Gadang punya keistimewaan dibandingkan menara pada umumnya. Pasalnya, pembangunan Jam Gadang menggunakan bahan-bahan yang tak biasa.

"Keistimewaan bangunan ini, tidak memakai bahan baku semen maupun besi. Jadi bangunan ini memakai pasir putih, batu bata, kapur putih, dan putih telur. Jadi putih telur ini pengganti semen untuk merekatkan bangunan itu," katanya.

Walaupun tak menggunakan semen dan besi penyangga, Surya mengatakan bahwa kekuatan Jam Gadang tak diragukan. Bangunan ini sukses melewati berbagai zaman, mulai dari masa penjajahan Belanda, Jepang, hingga sekarang.

"InsyaAllah kuat," kata dia.

Jam Gadang di BukittinggiJam Gadang di Bukittinggi. Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom

Saat dibangun, Jam Gadang dapat dikategorikan sebagai proyek yang prestisius. Pembangunan Jam Gadang menelan biaya sekitar 3.000 Gulden. Angka ini terbilang fantastis untuk ukuran masa itu.

Maka tak ayal, Jam Gadang pun menjadi pusat perhatian masyarakat sejak awal. Karena hal itulah akhirnya Jam Gadang juga digunakan sebagai penanda titik nol di Kota Bukittinggi.



Simak Video "Menaiki Puncak Menara Jam Gadang, Bukittinggi"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/fem)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA