Gagalnya Piala Dunia U-20 2023 menjadi sumber kekecewaan buat pelaku wisata, terutama Bali. Mereka ingin Bali punya event pengganti.
Sisa-sisa kekecewaan Piala Dunia U-20 masih terasa bagi pelaku wisata Bali. Puspa Negara, ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali, mengatakan bahwa Pulau Dewata kehilangan kesempatan untuk memulihkan pariwisata lebih cepat setelah dihantam pandemi lewat Piala Dunia U-20 itu. Bahkan, sejak dilakukan drawing yang seharusnya dihelat pada 31 Maret 2023.
Kini, Bali pun harus menggenjot peningkatan pariwisata lewat acara lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pariwisata tanpa event adalah hambar," katanya kepada detikTravel.
"Gagalnya perhelatan Piala Dunia U-20 telah membuat kami, para pelaku pariwisata, lemas dan gundah karena justru event besar semacam itu diyakini menjadi generator kebangkitan pariwisata Bali dari segala perspektif baik jumlah kunjungan maupun kehumasan atau branding Bali," dia menambahkan.
Pelaku wisata pun berharap besar Bali bisa tetap menjadi host event internasional. Baik olahraga atau pun bukan. Pelaku wisata menaruh tanggung jawab itu kepada Gubernur Wayan Koster yang telah menolak Israel dan berbuntut dicabutnya status tuan rumah Indonesia dari ajang Piala Dunia U-20 yang seharusnya dihelat pada Mei hingga Juni itu.
"Kami meminta Gubernur agar bisa melakukan substitusi event atas gagalnya World Cup U-20 dengan event sejenis, bukan hanya menolak tanpa solusi," kata dia.
Puspa juga menyinggung soal ancaman batalnya ANOC World Beach Games 2023 di bulan Agustus. Kalau sampai batal lagi, Bali butuh event-event internasional untuk mempercepat pemulihan kepariwisataan Bali pasca Covid 19.
Untungnya, libur lebaran segera tiba. Jadi Bali tidak terlalu sedih, karena pamornya masih bersinar di kalangan wisatawan domestik.
"Selanjutnya libur lebaran ini kita berharap Tingkat Okupansi naik hingga 80-90% dan dapat memberikan multifliyer effect kepada pertumbuhan ekonomi daerah pada berbagai sektor," katanya.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol