Kerap diidentikkan dengan wisata kekinian, anak muda nyatanya juga menggemari wisata religi. Mereka bahkan dapat menjadi agen promosi untuk wisata religi.
Wisata religi kerap dipandang sebagai wisatanya kelompok dewasa. Sementara itu, anak muda biasanya berkunjung ke wisata kekinian seperti tempat nongkrong atau wisata hits lainnya.
Lalu, bagaimana caranya anak muda dapat mempunyai ketertarikan juga terhadap wisata religi? Jawabannya adalah dengan melibatkan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan, upaya itu sedang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta. Disparekraf DKI Jakarta kembali menggelar wisata religi keliling tempat bersejarah Islam yang ada di Jakarta pada bulan Maret 2023.
Pada Minggu (23/4/2023), rute wisata religi adalah Masjid Istiqlal, Masjid Islamic Center Jakarta, Makam Mbah Priok, dan masjid yang sangat estetik, yakni Masjid Ramlie Musofa.
Pada rombongan kali ini terlihat banyak anak muda yang mengikuti kegiatan. Walau terkesan sebagai wisata kaum dewasa, ternyata banyak juga kaum muda yang tertarik dan antusias mengikuti kegiatan ini. Bahkan dengan melibatkan kaum muda juga bisa jadi langkah tepat dalam promosi wisata religi.
"Biasanya di kalangan ibu-ibu bapak-bapak yang tertarik gitu. Tapi, menurut saya perlu banget ya bagi anak muda untuk wisata religi, karena kalau sasaran anak muda itu tepat banget ya. Karena anak muda punya banyak media sosial, aktivitas sehari-harinya pasti mereka upload gitu," kata salah peserta, Rosi.
Dia juga berujar jika aktivitas seperti ini dapat dilaksanakan dengan menggandeng organisasi ataupun komunitas, agar promosi wisata maupun sejarah dapat tersebar dengan masif.
"Lebih ke kerjasama antar organisasi anak muda. Banyak kok organisasi anak muda yang antusias mengekspresikan semua hal yang dilihat, terutama dengan wisata religi yang menurut saya unik untuk kita bahas," kata dia.
Selain itu, wisata religi juga dapat dikemas dengan unik dan menarik. Itu agar meningkatkan ketertarikan dan menjauhkan kesan membosankan terhadap wisata religi. Selain itu, adanya fasilitas pemandu, juga bisa membuat anak muda lebih paham terkait seluk beluk dan sejarah dari tempat yang ditelusuri.
"Buat saya bagi anak muda sendiri suatu hal yang menarik, terutama bagi generasi milenial, gen z. Karena kita bisa melihat, walau tidak mengalami karena terlalu jauh waktunya pada masa-masa tersebut. Dengan ikut wisata tersebut kita jadi lebih tau bagaimana asal-usul suatu daerah, suatu tempat," ujar peserta lain, Indera.
Daya tarik wisata religi sendiri khususnya di Jakarta, dinilai bisa jadi tujuan wisata baru yang anti mainstream, jadi alternatif selain wisata yang telah populer seperti Monas.
"Mungkin bisa jadi tempat tongkrongan baru ya wisata religi, tidak hanya kita ke Monas, sama kita bisa menambah list wisata keluarga atau bersama teman," ujar Rosi.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!